Friday, April 19, 2024
Eropa

Badai debu membawa residu uji coba nuklir Prancis kini mengancam kehidupan di Turki

TURKINESIA.NET – ANKARA. Prancis bukan satu-satunya negara yang terkena dampak badai pasir yang membawa residu cesium 137 yang digunakan dalam uji coba nuklir oleh negara itu pada 1960-an di gurun Sahara. Para ahli memperingatkan, debu yang diperkirakan akan bergerak ke timur dan segera mendarat di Turki yang dapat berbahaya bagi penduduk.

Bekir Taşdemir, seorang ahli kedokteran nuklir dari Universitas Dicle mengatakan, meskipun tidak jelas berapa banyak residu cesium yang ada dalam badai pasir yang dibawa, warga perlu berhati-hati. “Kemungkinan tingkat (cesium) yang tinggi akan mengharuskan orang untuk tinggal di dalam ruangan. Mereka seharusnya tidak menghirup udara di luar dan tidak membuka jendela mereka,” Tamsdemir memperingatkan.

Pakar Prancis telah mengungkapkan bahwa sesium ditemukan dalam debu yang berasal dari Gurun Sahara setelah badai pasir pada 6 Februari melakukan perjalanan ke Pegunungan Jura. Pola badai pasir yang sama diperkirakan terjadi di Turki dalam beberapa hari mendatang.

Taşdemir mengatakan kepada Kantor Berita Demirören (DHA) pada hari Rabu, bahwa pergerakan partikel debu, jika dikombinasikan dengan curah hujan akan lebih berbahaya. “Anda harus membawa payung atau memiliki pakaian pelindung jika perlu keluar. Jika hujan turun, Anda harus segera melepas pakaian Anda dan mencucinya dan mandi saat pulang ke rumah. Jika residu radioaktif terakumulasi di tubuh atau pakaian Anda, hal itu menimbulkan risiko. Ada juga kemungkinan residu tersebut akan mengendap pada buah dan sayuran dan Anda harus berhati-hati mencucinya sebelum dikonsumsi, jika terjadi badai pasir seperti itu,” tambahnya.

Cesium 137, unsur kimia yang mematikan, digunakan dalam industri nuklir. Saat disentuh dengan tangan kosong, itu bisa membunuh orang tersebut dalam hitungan detik. Prancis telah melakukan uji coba nuklir pertamanya di gurun Sahara pada 13 Februari 1960. Prancis melakukan 17 ledakan nuklir di bagian Aljazair Gurun Sahara antara 1960 dan 1966. Sebelas tes dilakukan setelah Evian Accords 1962 mengakhiri perang enam tahun kemerdekaan Aljazair dan 132 tahun pemerintahan kolonial Prancis. Masalah uji coba nuklir terus menjadi pertikaian utama antara Prancis dan Aljazair yang mengklaim uji coba nuklir itu merenggut nyawa banyak orang di antara penduduk lokal dan merusak lingkungan.

Menurut para peneliti, debu Sahara yang menyelimuti bagian selatan dan tengah Eropa bulan lalu telah menyebabkan lonjakan singkat dan tajam dalam polusi udara di seluruh wilayah tersebut.

Sumber: Daily Sabah

5 3 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d