TURKINESIA.NET – ANKARA. Jumlah perusahaan yang menunjuk perwakilan lokal ke Turki telah meningkat selama beberapa pekan terakhir dalam upaya untuk mematuhi undang-undang media sosial baru negara itu. Hanya tinggal beberapa hari tersisa sebelum larangan iklan diberlakukan, namun Facebook, Twitter dan Pinterest belum mengambil tindakan.

Pada paruh kedua tahun lalu, jaringan media sosial, di antaranya Facebook, Instagram dan Twitter, dikenai denda sebesar 40 juta Lira Turki ( 5,35 juta USD) dalam dua putaran pertama hukuman.

Jika perusahaan tidak mematuhi persyaratan dan gagal menunjuk perwakilan lokal pada 19 Januari, pemerintah dapat melarang perusahaan Turki beriklan di platform tersebut.

Mengikuti YouTube pada bulan Desember dan TikTok awal bulan ini, LinkedIn, sebuah platform berbasis ketenagakerjaan yang berbasis di AS adalah yang terbaru menerima persyaratan tersebut dan menugaskan perwakilannya di Turki.

“Beberapa hari sebelum larangan iklan, LinkedIn mengumumkan bahwa mereka akan menunjuk perwakilan untuk negara kita,” kata Ömer Fatih Sayan, wakil menteri transportasi dan infrastruktur negara, di Twitter pada hari Sabtu.

Turki akan membatasi bandwidth platform yang melanggar persyaratan hingga 90% dan melarang perusahaan yang berbasis di Turki untuk memasang iklan pada mereka.

Menurut Asosiasi Pengiklan, perusahaan Turki diperkirakan telah menghabiskan 3,5 miliar Lira Turki untuk iklan online pada paruh pertama tahun lalu. Iklan, sebagian besar di media sosial, menyumbang 55% dari pemasaran perusahaan, katanya. Pemerintah mengumpulkan 22,5% dari pengeluaran iklan sebagai pajak.

Sayan menekankan bahwa Turki mendesak perusahaan-perusahaan itu untuk menetapkan perwakilan sebelum hukuman diberlakukan.

Di antara platform lain yang menugaskan perwakilan lokal adalah VKontakte (VK), Netflix, Spotify, Amazon Prime Video, dan Dailymotion.

Sumber: Daily Sabah