Belanda mengumumkan bahwa mereka mencabut beberapa pembatasan ekspor peralatan industri pertahanan ke Turki, kementerian Belanda mengumumkan pada hari Selasa.
Kementerian Luar Negeri Belanda, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Urusan Ekonomi dan Iklim merilis pernyataan bersama tentang pencabutan pembatasan tersebut.
Pernyataan itu memuat daftar tindakan pencegahan yang dilakukan pemerintah Belanda terkait pembatasan ekspor senjata.
Memperhatikan bahwa pemerintah Belanda ingin memperkuat kerja sama pertahanan di Eropa, pernyataan tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya persaingan yang sehat di UE.
Juga ditunjukkan bahwa vitalitas sektor pertahanan Belanda sebagian besar bergantung pada ekspor dan lebih dari separuh pendapatan sektor ini dihasilkan dari ekspor.
Pemerintah juga mencabut pembatasan di Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi, menurut pernyataan bersama.
Belanda adalah sumber sekitar 8% dari total ekspor senjata Eropa ke Turki, menurut angka dari organisasi penelitian dan kampanye Stop Wapenhandel yang berbasis di Amsterdam.
Peralatan pertahanan terutama mencakup suku cadang untuk tank dan kendaraan lapis baja, serta teknologi dan suku cadang untuk pesawat tempur dan helikopter serang, kata Stop Wapenhandel dalam sebuah laporan yang dirilis pada 2017.
Negara itu menangguhkan ekspor senjata ke Turki karena operasi kontraterorisme lintas batas Ankara ke Suriah pada 2019.
Sumber: Daily Sabah
