Thursday, March 28, 2024
Islamophobia

Berpidato di perayaan Maulid Nabi, Presiden Erdogan minta rakyat Turki boikot produk Prancis

TURKINESIA.NET – ANKARA. Presiden Recep Tayyip Erdoğan pada hari Senin meminta rakyat Turki untuk memboikot produk Prancis karena pernyataan Islamofobia dari Presiden Emmanuel Macron.

“Saya menyerukan kepada orang-orang kami untuk tidak pernah membeli produk Prancis,” kata presiden pada acara yang diselenggarakan untuk memperingati Maulid Nabi di Ankara.

Menyoroti peningkatan Islamofobia di Eropa, Erdogan mengatakan permusuhan terhadap Islam dan Muslim telah menjadi kebijakan negara di beberapa negara Eropa, di mana kebijakan itu mendapat dukungan di tingkat tinggi.

“Terutama di negara-negara Eropa, kami melihat permusuhan terhadap Islam dan Muslim menyebar di masyarakat seperti wabah. Hampir setiap hari tempat-tempat bisnis, rumah, tempat ibadah, dan sekolah milik Muslim diserang oleh kelompok rasis dan fasis,” imbuh dia.

Dia mengatakan terorisme rasis menyebar di masyarakat melalui media dan politik, dan seringkali melalui “sikap acuh tak acuh” oleh aparat keamanan.

“Menjadi Muslim dan menjalani gaya hidup Islam di negara-negara Barat semakin sulit.” ia melanjutkan.

Erdogan mengekspresikan bahwa Turki menganggap Islamofobia sebagai masalah keamanan nasional dan menindaklanjutinya dalam hal ini. “Jika ada penganiayaan di Prancis, mari lindungi Muslim bersama-sama.”

“Saya yakin lembaga Uni Eropa memiliki tanggung jawab besar dalam menangani Islamofobia. Dewan Eropa tidak bisa lagi mengabaikan Islamofobia,” katanya, meminta Uni Eropa untuk mengambil tindakan terhadap kejahatan rasial ini.

“Politisi Eropa harus meminta Macron yang memimpin kebencian anti-Muslim di benua itu, untuk menghentikan kebijakannya,” lanjutnya.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Parlemen Eropa berbicara tentang setiap masalah yang terkait dengan Turki namun diam dalam menghadapi Islamofobia yang merajalela.

Rabu lalu, Macron mengatakan dia tidak akan mencegah publikasi kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi. Pernyataan Macron telah memicu kemarahan di dunia Arab dan Muslim.

Bulan lalu, Macron juga menggambarkan Islam sebagai agama “dalam krisis” di seluruh dunia dan mengatakan bahwa pemerintah akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.

Dia mengumumkan pengawasan yang lebih ketat pada sekolah dan kontrol yang lebih baik atas pendanaan masjid asing. Namun perdebatan tentang peran Islam di Prancis telah mencapai intensitas baru setelah pemenggalan kepala guru Samuel Paty yang menurut jaksa dilakukan oleh seorang Chechnya berusia 18 tahun yang memiliki kontak dengan seorang teroris di Suriah.

Banyak organisasi non-pemerintah (LSM) dan masjid telah ditutup dalam dua minggu terakhir, sementara serangan terhadap Muslim meningkat tajam.

Turki telah menjadi salah satu negara yang bereaksi paling keras terhadap ucapan presiden Prancis tersebut. Pada hari Minggu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan kembali mengulangi  seruannya kepada Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk menjalani pemeriksaan mental.

Seruan ini terjadi setelah sehari sebelumnya Erdogan mengutarakan pernyataan serupa yang menyebabkan Paris menarik duta besarnya dari Turki.

Pemimpin Turki itu mendakwa Macron “terobsesi dengan Erdogan siang dan malam.”

“Orang yang bertanggung jawab atas Prancis tersesat. Dia terus membicarakan Erdogan sepanjang hari. Lihatlah diri Anda dulu dan kemana tujuan Anda. Saya katakan di Kayseri kemarin, dia adalah penyakit dan dia benar-benar harus diperiksa.” kata Erdogan dalam pidato di provinsi Malatya yang disiarkan televisi.

Prancis pada hari Sabtu menarik duta besarnya untuk Turki setelah Erdogan menyerang Macron sebagai orang yang memerlukan pemeriksaan kesehatan mental. Ucapan Erdogan dinilai oleh Paris sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.

“Apa yang bisa dikatakan tentang seorang kepala negara yang memperlakukan jutaan anggota dari kelompok agama yang berbeda seperti ini: pertama-tama, lakukan pemeriksaan mental,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi di kota Kayseri, Anatolia tengah.

“Apa masalah pribadi Macron dengan Islam dan dengan Muslim?” Erdogan bertanya.

“Macron membutuhkan perawatan mental,” tambah Erdogan, sambil menunjukkan bahwa dia tidak mengharapkan pemimpin Prancis memenangkan mandat baru dalam pemilihan umum 2022.

Presiden Prancis baru-baru ini mengatakan “Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kami tidak hanya melihat ini di negara kami.” Macron menambahkan bahwa dia berusaha untuk “membebaskan” Islam di Prancis dari pengaruh asing dengan meningkatkan pengawasan pembiayaan masjid. Banyak organisasi non-pemerintah dan masjid telah ditutup dalam dua minggu terakhir, sementara serangan terhadap Muslim telah mencapai puncaknya.

Sumber: Daily Sabah / Anadolu Agency

4.1 14 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d