
TURKINNESIA.NET – ANKARA. Warga di beberapa bagian Turki memulai pekan mereka dengan dikelilingi lumpur pada hari Senin.
Sementara hujan musiman terus berlanjut di seluruh wilayah, para ahli memperingatkan warga terhadap hujan lumpur yang disebabkan oleh debu gurun yang berhembus dari Afrika.
Debu gurun yang mulai bertiup sejak Minggu pagi dan akan berlanjut hingga Rabu, tidak terlihat oleh mata tetapi berbahaya bagi sistem pernapasan.
Menurut Hüseyin Toros, seorang profesor teknik meteorologi di Istanbul Technical University (ITÜ), debu gurun di Afrika naik ke atmosfer karena angin kencang sebelum dibawa ke Turki oleh angin selatan. Debu tak terlihat muncul sebagai hujan lumpur.
“Debu gurun memiliki kandungan mineral yang kaya dan pecahan partikel batuan tua. Paparan debu tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pernafasan. Namun debu gurun merupakan sumber makanan bagi sistem ekologi. Kami melihatnya sebagai pupuk alami bagi tumbuhan bagi penghijauan di sekitar kita. Dulu, orang menyebut hujan ini ‘hujan berlimpah’ karena hujan itu memberi pupuk yang merupakan kebutuhan pokok tanaman,” ujarnya.
Toros memperingatkan warga tentang kemungkinan efek hujan lumpur pada sistem pernapasan dan keselamatan berkendara. Dia menyarankan untuk tidak meninggalkan rumah kecuali jika diperlukan.
“Debu gurun pasir bisa mengurangi jarak pandang pengemudi. Bisa juga menyebabkan gangguan siaran di saluran radio dan TV. Ini proses alami. Kita akan sangat terpengaruh oleh debu gurun sampai hari Rabu, lebih baik hati-hati dan hati-hati. Saya sarankan. Saya menyarankan semua orang untuk tidak keluar kecuali Anda ada keperluan.”
Minggu malam membawa hujan lumpur ke beberapa kota di Turki, terutama di dekat pantai Aegean. Banyak orang berbondong-bondong untuk mencuci mobil di Muğla, Izmir, Istanbul dan Kocaeli untuk membersihkan mobil mereka.
Para ahli memperingatkan publik bahwa hujan deras diperkirakan akan turun di wilayah Marmara, Aegean dan Thrace pada hari Senin.
Sumber: Daily Sabah