TURKINESIA.NET –  MAKKAH. Direktur Haji dan Umrah Diyanet (Direktorat Urusan Keagamaan) Turki, Ramzi Birjan, Selasa (20/8/2019), mengunjungi Kantor Urusan Haji Indonesia di Makkah. Ramzu Birjan menemui jajaran pejabat Kementerian Agama RI untuk mempelajari tentang bagaimana pengelolaan penyelenggaraan haji Indonesia.

Usai melakukan diskusi dengan jajaran pejabat Kementerian Agama Ramzu Birjab mengatakan, kedatangan mereka   karena mengetahui Indonesia merupakan negara terbesar yang mengirimkan jamaah hajinya.

“Kami mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan jamaah terbesar dan juga terkenal patuh dan tertib sehingga kami ingin belajar dari pengelolaan haji Indonesia,” kata Ramzu, Selasa (20/8/2019).

Menurutnya, Indonesia yang jumlah jamaah hajinya sebesar 231 orang bisa mengorganisir jamaah hajinya dengan baik. Ini berbeda dengan Turki yang jamaah hajinya berjumlah 80 ribu orang tetapi dia merasa pengorganisasian haji di Turki sangat sulit.

Sementara, Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Nizar Ali mengaku mendapatkan kehormatan dari Turki.  Dari pertemuannya dengan Ramzi, dia mengaku mendapatkan informasi bahwa Turki memiliki jamaah haji sebanyak 80 ribu orang yang terbagi 50 ribu untuk jamaah reguler dan 30 ribu untuk jamah khusus.

Selain itu, di Makkah, Turki menempatkan jamaahnya dalam lima zonasi sedangkan Indonesia tujuh zonasi. Kemudian, saat di Madinah, mereka tidak menerapkan sistem arbain yang memakan waktu sembilan hari. Sehingga, mereka di Madinah hanya lima hari.

[adinserter block=”1″]

Untuk lama antrean pergi haji, Turki memiliki 2,5 juta orang yang mengantre dengan durasi rata-rata 25 tahun. Sementara, untuk Indonesia ada 4 juta jamaah haji yang mengantre dengan rata-rata antrean nasional selama 18 tahun.

Sumber: RRI