
TURKINESIA.NET – ANKARA. Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan bahwa “virus Islamofobia” sedang menyebar di Eropa. Pernyataan itu disampaikan saat menghadiri final musabaqah tilawah Al-Quran di ibu kota Ankara, Rabu.
“Rasisme, diskriminasi, permusuhan terhadap imigran, dan intoleransi hanyalah beberapa dari penyakit ini. Tak diragukan lagi, Islamofobia di antara mereka sama berbahayanya dengan virus corona. Virus ini dengan cepat menyebar terutama di negara-negara Eropa,” kata Erdogan.
Presiden Erdogan memperingatkan bahwa Eropa yang merupakan rumah bagi 35 juta Muslim, termasuk 6 juta orang Turki, kini semakin berubah menjadi penjara terbuka bagi saudara dan saudari kita.
“Saya secara terbuka menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara iklim kebencian yang diciptakan terhadap orang Yahudi sebelum Perang Dunia II dan suasana yang sedang menghasut terhadap Muslim saat ini. Menjadi seorang Muslim, hidup seperti seorang Muslim di banyak negara Barat, terutama di Prancis, sekarang cukup dengan diberi label ‘orang lain’. Khususnya wanita yang mengenakan jilbab adalah korban utama gelombang kebencian yang sedang meningkat di Eropa ini,” lanjutnya.
Sayangnya, kata Erdogan, politisi Eropa bukannya mencoba melawan virus islamofobia, namun malah berusaha mengeksploitasinya.
“Situasinya sekarang telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, Muslim yang tinggal di Eropa menghadapi ancaman serius terhadap keamanan mereka,” tegas Erdogan memperingatkan.
Erdogan telah berkali-kali mengingatkan Barat karena tidak bertindak dalam menghadapi meningkatnya Islamofobia.
“Umat Muslim berada di bawah tekanan dengan proyek-proyek seperti Islam Eropa, Islam Prancis, Islam Austria,” kata Erdogan sebelumnya.
Presiden menekankan bahwa serangan terhadap nilai-nilai sakral Muslim telah diabaikan oleh pemerintah Barat dengan dalih kebebasan berekspresi.
Erdogan menambahkan bahwa institusi Turki harus mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan Muslim dan Turki di negara-negara ini.
Beberapa negara Eropa, terutama Prancis, telah mengambil sikap bermusuhan terhadap Muslim dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami mengundang otoritas Prancis, terutama Presiden Prancis Tuan Macron, untuk bertindak dengan akal sehat. Kami berharap Pemerintah Prancis segera membatalkan rancangan undang-undang ini yang disahkan oleh Senat pada 12 April,” kata Presiden Erdogan, seraya menambahkan bahwa Turki siap bekerja dengan semua orang, termasuk Prancis, dalam integrasi dan perang melawan teror.
Pada bulan Januari, sebuah komisi khusus di Majelis Nasional Prancis menyetujui “piagam nilai-nilai republik” Islam yang diperkenalkan tahun lalu oleh Presiden Emmanuel Macron sebagai bagian dari perang melawan “separatisme.”
Sumber: TCCB, Daily Sabah