TURKINESIA.NET – ANKARA. Turki tidak akan ragu untuk membentuk zona aman di Suriah utara dengan sendirinya bahkan jika sekutunya melanggar janji mereka tentang masalah ini, Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan pada hari Jumat, merujuk pada pembicaraan baru-baru ini dengan rekan-rekan AS dan Rusia tentang masalah tersebut.

“Jika janji-janji mengenai zona aman tidak ditepati, kami akan membentuknya sendiri,” kata presiden Erdogan dalam pidatonya yang disampaikannya pada acara presentasi kandidat kota Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) di provinsi timur Erzurum.

Erdogan mengharapkan zona aman akan didirikan dalam “beberapa bulan,”

Erdogan mengatakan bahwa Turki menginginkan dukungan logistik dari sekutu-sekutunya, terutama AS dan Rusia, dalam proses tersebut.

Gagasan zona aman, meskipun disebutkan beberapa kali oleh Erdogan selama bertahun-tahun, muncul sekali lagi selama panggilan teleponnya dengan Presiden AS Donald Trump. Dalam pembicaraan itu, kedua pemimpin membahas pembentukan zona aman bebas teror di utara Suriah berdasarkan integritas teritorial negara itu.

Pekan lalu, Erdogan mengumumkan bahwa Turki akan membangun zona aman sepanjang perbatasan Suriah dengan bantuan pasukan koalisi yang dipimpin AS. Presiden juga menyebutkan masalah ini selama kunjungannya ke Rusia baru-baru ini.

Pada hari Rabu, setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Erdogan mengatakan Turki dan Rusia berada di pihak yang sama berkaitan dengan “zona aman” yang direncanakan di Suriah utara.

Erdogan mengatakan, “AS telah menunjukkan sikap positif. Kami juga tidak memiliki masalah [mengenai zona aman] dengan Rusia.” Ungkap Erdogan dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan tersebut.

Putin mengkonfirmasi pendekatan positif Moskow terhadap zona aman, “Kami menghormati kepentingan rekan Turki kami – terutama dalam hal memastikan keamanan mereka.”

Sementara itu Erdogan berkata, “Saya harap mereka yang mengklaim akan membersihkan Manbij dari teroris memenuhi janji mereka,” menambahkan bahwa kesabaran Turki memiliki batasan.

“Kontrol de facto lapangan harus menjadi milik kami,” kata Erdogan, menambahkan bahwa tawaran solusi lain tidak dapat dinegosiasikan.

“Jika ada harga untuk ini,” dia menegaskan, “kami siap menghadapinya.”

Kota Manbij dan daerah sekitarnya dikendalikan oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS, yang didominasi oleh kelompok teroris Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang berafiliasi dengan PKK, sejak Agustus 2016 setelah mengusir teroris Daesh yang sebelumnya merebut kota itu dari oposisi moderat pada Januari 2014. [Daily Sabah]