- Advertisement -
Bilateral

Hasil penelitian: Warga Turki tinggal di 170 negara

Turkinesia.net – Sebuah studi terbaru oleh perusahaan monitoring media Turki, Ajans Press mengungkapkan bahwa warga Turki berdomisili di 170 negara dari total 193 negara di dunia.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Kementerian Luar Negeri, Yayasan Eropa Turki untuk Pendidikan dan Studi Ilmiah (TAVAK) dan Badan Ketenagakerjaan Turki (IŞKUR), studi ini menemukan bahwa dari 6 juta warga Turki yang tinggal di luar negeri, sekitar 5 juta orang tinggal di Eropa.

Sebagian besar dari 1 juta warga Turki lainnya berdomisili di Amerika Utara, Australia, Timur Tengah dan bagian lain di Asia.

Demikian pula, sebagian besar warga Turki yang berpartisipasi dalam angkatan kerja didokumentasikan berada di benua Eropa. Pada 2018, 1,39 juta warga Turki bekerja di Eropa, 143.325 di Amerika, 166.731 di Asia, 34.090 di Australia dan 16.987 di Afrika.

Studi ini juga menemukan bahwa hampir 150.000 perusahaan di Eropa didirikan oleh warga Turki, menghasilkan hampir 50 juta euro dalam total penjualan tahunan.

Jerman menjadi negara Eropa yang paling banyak di warga Turki. Sekitar 1,63 juta warga Turki tinggal di Jerman, 544.382 di antaranya aktif bekerja.

Negara Eropa kedua yang paling banyak dihuni oleh warga Turki adalah Perancis dengan 459.611 warga Turki, 195.794 di antaranya bekerja di negara tersebut.

Setelah Jerman dan Prancis, negara-negara yang paling disukai untuk pekerja Turki adalah: Amerika Serikat, Belanda, Arab Saudi, Austria, Swiss, Denmark, Australia, Kanada dan Republik Turki Siprus Utara.

Antara Mei 2017 dan Mei 2018, 9.780 pekerja Turki dikirim ke luar negeri untuk pekerjaan, terutama di sektor konstruksi. Dari para pekerja ini, 9.752 adalah laki-laki dan hanya 28 perempuan.

Baca juga  Pemimpin dari berbagai negara ucapkan selamat kepada Erdogan atas kemenangan partainya

Meskipun bangsa Turki bangga menjadi keturunan suku nomaden yang menetap di Turki saat ini, gerakan massa serupa dimulai pada paruh kedua abad kedua puluh. Jerman menerima gelombang “pekerja tamu” dalam periode pasca Perang Dunia Kedua karena negara Eropa menerima tenaga kerja asing untuk membangun kembali dan meningkatkan industrialisasi.

Sepanjang tahun 1960-an, Turki menandatangani perjanjian kerja dengan Jerman, Austria, Belgia, Belanda, Prancis, dan Australia. Migrasi pekerja terus berlanjut hingga paruh pertama tahun 1970-an. Melihat peluang kerja yang menguntungkan di tempat lain, orang Turki kemudian beralih ke Afrika Utara, Timur Tengah, dan negara-negara Teluk di mana identitas Muslim membantu mereka berintegrasi dengan lebih baik. Setelah runtuhnya Uni Soviet dan dengan meningkatnya permintaan untuk investasi asing, orang Turki juga menuju secara massal ke negara-negara berakar Turki di Asia Tengah dan bekas republik Soviet.

Adapun negara-negara dengan warga Turki paling sedikit, data oleh TAVAK menunjukkan hanya ada satu pekerja Turki di Guinea. Demikian pula, hanya satu pekerja Turki yang bekerja di Cape Verde, negara kepulauan di lepas pantai barat laut Afrika.

 

 

 

0 0 votes
Article Rating
admin
the authoradmin
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d bloggers like this: