Thursday, April 25, 2024
Internasional

Hasil wawancaranya disensor, Jubir Turki protes BBC Inggris

Turkinesia.net – Ankara. Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalın mengatakan Radio BBC London telah menyensor bagian dari wawancaranya pada hari Senin.

Kalın, dalam pernyataan tertulis mengatakan dia berpartisipasi dalam program “Newshour” pada hari Senin untuk mengomentari Pemilu Turki yang telah berlangsung pada hari Minggu.

Di bagian terakhir dari wawancara, pemandu berita Inggris menyebutkan kelompok teror PKK dan kemudian tanggapan dari Kalın disensor, kata Kalın.

Kalın mengatakan, di bagian wawancara yang disensor, ia berbicara mengenai pertarungan simultan Turki dengan PKK, Daesh dan Gülenist Terror Group (FETÖ) .

Menanggapi pertanyaan dari host, Kalın menekankan bahwa itu merupakan kesalahan untuk menyebut “wartawan” terhadap orang-orang tertentu yang dipenjara atas tuduhan teror, katanya.

“Saya bertanya kepada presenter Inggris yang menggunakan retorika PKK, pertanyaan ‘apakah Anda pernah pergi Diyarbakır [tenggara Turki]?'” Kata Kalın menambahkan bahwa presenter tersebut telah menjawab “tidak.”

Kalın mengundang presenter tersebut ke Diyarbakır untuk melihat realitas daerah dengan matanya sendiri, tidak melalui lensa kelompok teror PKK, masih menurut Kalin.

PKK – yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa – melancarkan kampanye teror terhadap Turki selama lebih dari 30 tahun dan telah bertanggung jawab atas kematian hampir 40.000 orang.

Kalın juga memberikan pandangannya tentang pemilihan presiden dan parlemen hari Minggu di Turki selama program tersebut.

Kalin menolak sebuah klaim dari program radio bahwa “pemilihan tidak dilakukan dalam kondisi yang adil,” Kalın mengatakan sistem pemilihan Turki sangat terbuka, kuat dan transparan dan bahwa ada perwakilan dari semua pihak di dekat kotak suara.

“Di sisi lain, tingginya angka partisipasi menunjukkan dengan jelas kepercayaan bangsa dalam sistem dan demokrasi,” Kalın menekankan.

Kalın juga menanggapi klaim  dari host tentang “pemerintahan satu orang” dan mengatakan sistem presidensial baru akan meningkatkan pemisahan kekuasaan.

Kalın menambahkan bahwa mereka kesulitan memahami argumen ini karena otoritas presiden Turki tidak meliputi seperti yang ada pada presiden Amerika.

Pada Senin pagi, komisi pemilihan resmi Turki mengumumkan bahwa Recep Tayyip ErdoÄŸan telah memenangkan mayoritas mutlak dari pemilihan presiden (52,5 persen) setelah 97,7 persen suara telah dihitung.

Tingkat partisipasi pemilih lebih dari 86 persen.

Daily Sabah

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d