Friday, March 29, 2024
Kisah

Kisah warga Azerbaijan yang baru bebas dari penjara Armenia, masih dihantui penyiksaan

TURKINESIA.NET – BAKU. Ditahan oleh Armenia selama lebih dari enam tahun, kedua warga Azerbaijan yang baru dibebaskan masih dihantui penyiksaan yang mereka alami di penjara.

Pada 14 November, Azerbaijan dan Armenia memulai pertukaran tahanan dan sandera di bawah perjanjian yang ditengahi Rusia pada 10 November untuk mengakhiri pertempuran selama beberapa dekade.

Tahanan dan sandera Azerbaijan dibawa ke ibu kota Baku.

Dilgam Asgarov dan Shahbaz Guliyev di antara mereka yang dibebaskan.

Pada tahun 2014, Asgarov dan Guliyev bersama Hasan Hasanov melakukan perjalanan ke wilayah Kalbajar yang saat itu berada di bawah pendudukan Armenia untuk melihat desa tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan serta mengunjungi makam kerabat mereka.

Setelah mereka ditemukan oleh tentara Armenia, Hasanov terbunuh dan Asgarov serta Guliyev disandera.

Mayat Hasanov dikembalikan ke Azerbaijan setelah tiga bulan sementara Asgarov dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan Guliyev 22 tahun di balik jeruji besi.

Meskipun mereka sekarang sudah bebas, Asgarov dan Guliyev tidak bisa melupakan pembunuhan teman mereka Hasanov dan penyiksaan yang mereka alami di penjara.

Mengingat penyiksaan yang dialaminya di penjara, Asgarov berkata: “Kami diizinkan menghirup udara hanya selama setengah jam pada siang hari. Saya dikurung di sel isolasi.”

“Namun, saya tidak pernah putus asa. Saya selalu mengatakan baik di pengadilan maupun di penjara bahwa tentara Azerbaijan akan datang suatu hari nanti. Karena saya tahu Presiden Ilham Aliyev tidak menerima pendudukan Karabakh,” katanya.

Asgarov mengatakan bahwa orang-orang Armenia ingin membuatnya berbicara menentang Azerbaijan dalam sebuah rekaman video.

“Mereka tidak memberi saya makanan selama setahun di penjara. Berat saya 107 kilogram [235 pon] ketika saya disandera. Saya kehilangan 52 kg [114 pon] dalam satu tahun. Mereka juga menyiksa saya dengan menyetrum ,” tambahnya.

Asgarov juga mengklaim bahwa Armenia juga menggunakan teroris PKK dalam perang tersebut.

Guliyev mengatakan mereka dipenjara secara tidak adil karena pergi ke tanah mereka sendiri.

Ia mengatakan bahwa mereka mengalami berbagai penyiksaan selama penahanan.

“Itu bukan hidup. Itu bukan hidup,” katanya.

Hubungan antara bekas republik Soviet di Armenia dan Azerbaijan telah tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh yang secara internasional diakui sebagai wilayah Azerbaijan dan tujuh wilayah yang berdekatan.

Saat bentrokan terbaru meletus pada 27 September, tentara Armenia melancarkan serangan terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan serta melanggar beberapa perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.

Selama konflik, Azerbaijan telah membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman serta serta desa dari pendudukan Armenia.

Pada 10 November, kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif.

Gencatan senjata dipandang sebagai kemenangan Azerbaijan dan kekalahan Armenia. Angkatan bersenjata Armenia telah ditarik mundur sesuai dengan kesepakatan.

Sumber: Anadolu Agency via A News

4.5 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d