
Lima kelompok militer yang beroperasi di bawah Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki di Suriah utara, Kamis, bersatu sebagai Front Pembebasan Suriah.
Pada upacara yang diadakan di pusat distrik al-Bab, lima divisi mengumumkan bahwa mereka telah bergabung dan akan beroperasi berdampingan dengan Angkatan Bersenjata Turki (TAF) di daerah-daerah yang bebas dari terorisme setelah operasi militer Turki di wilayah tersebut.
Sejak 2016, Turki telah meluncurkan tiga operasi kontraterorisme yang berhasil melintasi perbatasannya di Suriah utara untuk mencegah pembentukan koridor teror yaitu operasi Euphrates Shield (2016), Olive Branch (2018) dan Peace Spring (2019).
Front Pembebasan Suriah akan memiliki sekitar 20.000 tentara dan akan terdiri dari Divisi Hamzah, Divisi Mutasim dan Divisi Sultan Suleyman Shah serta Divisi ke-20 dan Brigade Falcons Utara.
Mutasim Abbas, komandan umum badan militer yang baru dibentuk itu, mengatakan lima brigade digabung menjadi satu unit dan mereka akan melanjutkan operasi melawan sel-sel teror. Abbas menambahkan bahwa front itu akan memenuhi tugasnya di bawah payung SNA.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt avuşoğlu pada hari Kamis bertemu dengan tokoh oposisi Suriah di ibu kota Ankara.
Diplomat top itu bertemu dengan Salem al-Meslet, kepala Koalisi Nasional Oposisi Suriah; Anas al-Abdeh, presiden Komisi Negosiasi Suriah; dan kepala pemerintahan sementara Suriah Abdurrahman Mustafa.
“Mendukung penuh Koalisi dan pemerintah Sementara, perwakilan sah rakyat Suriah,” tulis CavuÅŸoÄŸlu di Twitter setelah pertemuan.
Suriah telah dilanda perang sipil sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi dengan kekerasan.
Menurut perkiraan PBB, ratusan ribu orang tewas dan lebih dari 10 juta mengungsi akibat perang di negara itu.
Sumber: Daily Sabah, AA