Thursday, March 28, 2024
Lifestyle

‘Limbah makanan penghasil gas terbesar ketiga’

TURKINESIA.NET – ANKARA. Limbah makanan akan menjadi penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga, ujar seorang pejabat PBB.

“Sepertiga dari semua makanan yang kita konsumsi – yaitu 1,3 miliar ton per tahun – hilang atau terbuang,” kata Ovais Sarmad, wakil sekretaris eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), pada Jumat di hari kedua “International Zero Waste Summit di Istanbul.

Selama musim panas tahun ini – musim terpanas yang pernah tercatat – sekitar 179 miliar ton es mencair pada Juli, kata Sarmad.

“Kami memiliki periode waktu yang sangat singkat untuk mengatasi ancaman perubahan iklim yang semakin meningkat,” ujar Sarmad.

Dia menekankan, bahwa perubahan iklim menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup masyarakat.

Menurut dia, ada hubungan langsung antara limbah dan perubahan iklim.

Para ilmuwan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), “telah mengindikasikan dan membuktikan bahwa 3 persen dari emisi global secara langsung dikaitkan dengan pengelolaan limbah.

“Tiga persen mungkin tidak terlihat seperti jumlah yang besar, tetapi dampaknya sangat besar,” ujar dia.

Limbah, kata dia, sangat mudah dihasilkan oleh masyarakat, mulai di rumah, kantor dan industri.

Dia mengatakan dunia harus mulai gerakan yang bisa mengurangi produksi 2,1 miliar ton limbah per tahun.

[adinserter name=”Block 1″]

Menurut dia, salah satu peluang untuk mengurangi limbah adalah menggunakan kembali dan mendaur ulang sumber daya agar memiliki manfaat ekonomi dan sosial.

“Potensi ekonomi daur ulang dan konsep nol limbah bisa membantu kami mengatasi banyak tantangan,” ujar dia, menambahkan limbah daur ulang dapat menghasilkan jutaan dolar.

‘Langkah nol limbah Turki sangat penting’

Sarman memuji proyek zero waste pemerintah Turki, yang dipimpin oleh ibu negara Emine Erdogan.

Menurut dia aturan pemerintah Turki tentang zero waste adalah langkah “sangat penting yang menggerakkannya menuju tujuan dan pertumbuhan pembangunan berkelanjutan.”

“Saya berharap Turki akan berbagi pengalaman ini dan berbagi pengetahuan ini dengan negara-negara lain,” kata dia,.

“Kami memiliki tantangan luar biasa di depan kami, tantangan melestarikan habitat kami untuk generasi mendatang,” tambah dia.

Emine Erdogan mengatakan setiap orang di dunia memiliki tanggung jawab untuk mengatasi dampak negatif dari perubahan iklim.

“Baik lautan plastik yang ditempati maupun perang air atau kelaparan bukanlah tujuan kita,” dia menekankan.

Mengacu pada sektor tekstil sebagai industri yang paling berpolusi kedua di dunia, dia mengatakan produksi sepasang jeans melepaskan jumlah polusi yang sama dengan perjalanan 80 mil di dalam mobil.

[adinserter name=”Block 1″]

“Total sampah paket plastik lebih dari 3 juta ton pada 2017. Total limbah paket mencapai lebih dari 8,5 juta ton,” kata dia.

Proyek zero waste Turki bertujuan mengurangi volume sampah yang tidak dapat didaur ulang. Proyek ini juga tercantum dalam Tinjauan Kinerja Lingkungan dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Lembaga dan organisasi publik akan beralih ke sistem pengelolaan limbah nol pada 1 Juni 2020, seperti halnya kota metropolitan dengan populasi lebih dari 250.000 pada 31 Desember 2020.

Sumber: Anadolu Agency Indonesia

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d