Saturday, April 20, 2024
Politik

Majalah Charlie Hebdo Prancis hina Erdogan terkait hasil Pemilu Turki 2023

Majalah Charlie Hebdo hina Erdogan
Majalah Charlie Hebdo hina Erdogan

Türkiye telah mengecam majalah Charlie Hebdo Prancis atas hinaaan terhadap Presiden Recep Tayyip Erdoğan dengan kartun vulgar setelah pemilihan presiden dan parlemen pada 14 Mei.

Dalam edisi mingguannya, tiga hari setelah pemilu Turki, majalah tersebut menampilkan kartun calon presiden dalam keadaan telanjang dan tersetrum lampu listrik.

Dalam sampul dengan kartun berwarna kuning dan merah itu tertulis “Erdogan: Seperti Cloclo, hanya takdir yang akan menyingkirkan kita darinya!”

Cloclo adalah nama panggilan penyanyi pop Prancis Claude Francois, yang meninggal pada 1978 ketika dia tersengat listrik saat mencoba memperbaiki bola lampu dari bak mandinya.

Melansir Al Jazeera, sejumlah pejabat Turki mengecam publikasi semacam itu oleh Charlie Hebdo, ketika Erdogan sedang bersiap untuk bersaing dalam putaran kedua pemilihan presiden pada 28 Mei mendatang.

“Saya mengutuk keras penargetan Charlie Hebdo terhadap Presiden kita dan keinginan bangsa Turki dengan kedok kebebasan berekspresi. Bangsa kita dan kita juga dapat melihat siapa, di mana, dan bagaimana mereka terganggu oleh keberhasilan Presiden kita pada 14 Mei,” kata Wakil Presiden Fuat Oktay.

“Publikasi seperti Charlie Hebdo, yang satu-satunya motivasinya adalah menyebarkan kebencian terhadap Islam, terus menyasar Presiden kita Erdogan dengan jelas karena dia adalah salah satu pemimpin Muslim paling penting di zaman modern,” kata Direktur Komunikasi Turki, Fahrettin Altun.

Altun menambahkan bahwa tampaknya “kesuksesan besar” Erdogan dalam pemilihan hari Minggu “membuat mereka yang kehilangan kehormatan juga tidak bisa tidur, menyebarkan sikap sakit mereka dan memuntahkan dendam dan kebencian mereka.”

Altun berkata kepada majalah dan sejenisnya: “Apa pun yang Anda lakukan, Anda tidak dapat mengintimidasi Recep Tayyip Erdoğan. Anda tidak dapat membuat kami menjauh dari jalan kami.”

“Sekarang majalah ini menjadi sangat gila, ini berarti Türkiye berada di jalur yang benar,” kata Juru Bicara Kepresidenan Ibrahim Kalin, Rabu.

“Tapi jangan khawatir, CH. Bangsa kami akan memberikan jawaban terbaik, dengan suara yang lebih lantang, pada 28 Mei,” mengacu pada pemilihan presiden putaran kedua yang akan datang.

Ömer Çelik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) pimpinan Erdoğan, juga mengutuk majalah tersebut.

“Charlie Hebdo adalah buletin untuk ujaran kebencian dan kebencian mereka yang menargetkan presiden kita adalah produk dari mentalitas fasis mereka,” tulisnya juga di Twitter.

“Bangsa kita sekali lagi menunjukkan kepada seluruh dunia komitmen kita terhadap nilai-nilai demokrasi. Sebagai seorang pemimpin yang memenangkan lusinan pemilihan, Presiden Erdoğan telah membuktikan rasa hormatnya terhadap tekad demokratis di setiap kesempatan. Kami meninggalkan kaum fasis Eropa pada kebencian mereka sendiri,” kata Çelik.

Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu juga mencela majalah mingguan Prancis sebagai “aib tanpa kemanusiaan” dan berkata, “Jangan lupa mereka yang menyanyikan pujian kejahatan akan selalu tenggelam dalam kebencian dan hasutan mereka sendiri. Yang patut dicontoh adalah mereka yang gagal mengalahkan kehendak bebas bangsa Turki yang tak berdaya mengandalkan takdir.”

Ketua Parlemen Mustafa Şentop tak ketinggalan mengomentari, Charlie Hebdo “tidak boleh dianggap terlalu serius” karena “terkenal karena Islamofobia dan permusuhannya terhadap dunia Muslim.”

“Kita harus meninggalkan mentalitas mengoceh ini pada penyakitnya sendiri,” kata Şentop.

Jutaan pemilih pergi ke tempat pemungutan suara pada 14 Mei untuk memilih presiden negara itu dan anggota Parlemen dengan 600 kursi.

Erdogan bersama Aliansi Rakyat memenangkan mayoritas di Parlemen, sementara pemilihan presiden menuju putaran kedua pada 28 Mei, meskipun Erdoğan memimpin di putaran pertama.

Di tahun-tahun sebelumnya, Charlie Hebdo telah menarik kontroversi dan kecaman karena mencetak kartun Nabi Muhammad serta awal tahun ini menyindir gempa bumi 6 Februari di Türkiye, yang menewaskan lebih dari 50.000 orang.

Sumber: Daily Sabah, Idntimes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] menambahkan, rasisme di Prancis telah melahirkan kekerasan dan memicu peristiwa memilukan yang saat ini masih berlangsung. Erdogan […]

error: Content is protected !!
1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d