Friday, March 29, 2024
TerpopulerTokoh

Mantan astronot Suriah yang dijuluki ‘Neil Armstrong Arab’ akan menjadi WN Turki

TURKINESIA.NET – ANKARA. Setelah melarikan diri dari perang sipil di negara kelahirannya, astronot pertama Suriah akan menjadi warga negara Turki, Muhammed Ahmed Faris mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) pada hari Jumat.

“Saya bukan warga negara Turki, tetapi saya telah mengajukan lamaran, dan itu masih dalam tahap akhir,” kata Faris, kepada AA melalui seorang penerjemah di sela-sela KTT Bosphorus ke-10 di Istanbul.

Ia merupakan seorang pilot angkatan udara, antariksawan, dan bahkan pernah menjadi penasehat militer di Rezim Bashir al-Assad. Namun, kini ia dicap sebagai pemrotes, pemberontak, dan pengkhianat.

Pada tahun 1987, Faris menjadi orang Arab kedua di luar angkasa, terbang dengan kosmonot ke Stasiun Luar Angkasa Mir untuk melakukan penelitian di sana selama lebih dari seminggu.

Menurut angka Kementerian Dalam Negeri, jumlah pengungsi di Turki adalah 4,2 juta pada tahun 2017 dan sekarang telah mencapai 4,9 juta. Sementara 3,6 juta warga Suriah tinggal di Turki, lebih dari 415.000 warga Suriah telah lahir di Turki sejak awal perang sipil pada 2011. Faris datang ke Turki pada 2012.

“Kehidupan di Turki sangat baik dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada komunitas Turki dan negara Turki karena menampung para pengungsi Suriah, karena mereka menampung sekitar 4 juta pengungsi,” kata Faris.

“Kami terbiasa tinggal di Turki karena Suriah dan Turki sangat mirip,” katanya. “Secara historis, Suriah dan Turki telah hidup bersama selama bertahun-tahun.”

Sekarang Faris memberikan kuliah kepada siswa sekolah menengah dan universitas tentang ruang dan astronomi, mata pelajaran yang dia kenal dengan baik secara langsung.

“Bulan ini, saya memberi tujuh ceramah di [provinsi barat laut Turki] Bursa dan Istanbul di sekolah dan universitas,” tambahnya.

Di kantor Istanbul, pria berusia 64 tahun itu masih memiliki medali-medali yang ia dapatkan dari Uni Soviet seperti Order of Lenin and Hero of the Soviet Union. Itu adalah penghormatan tertinggi dari Negeri Tirai Besi.

Mantan kolega-kolegalnya dan teman-teman Rusianya menawarkan bantuan kepadanya, namun semua ia tolak mentah-mentah. Terlebih tawaran suaka dari Negeri Beruang Merah tersebut.

Semenjak ia di Turki, Rusia banyak menawarkan kesempatan untuk berbicara di berbagai konferensi. Namun ia menolak, sampai keinginannya terwujud.

“Mereka harus hentikan kekerasan. Masalahnya, aku mengerti cara pikir mereka, jadi sayang sekali, aku tak bisa jadi temannya.”

Faris banyak mendapat tawaran suaka dan pindah warga negara dari lembaga nirlaba Eropa, namun itu semua ia tolak karena ia mencium gelagat dirinya hanya dipergunakan untuk alat politik.

Setelah membentuk badan antariksa sendiri, Turki akan mengumumkan program luar angkasa ambisius pada tahun 2020, menurut menteri teknologi negara itu.

“Saya akan tinggal di Turki, insya Allah,” kata mantan astronot itu.

Ankara telah menghabiskan hampir $ 40 miliar sejauh ini untuk mendukung para pengungsi, sementara itu hanya menerima sekitar 6 miliar euro ($ 6,6 miliar) dukungan dari komunitas internasional. Meskipun beberapa faksi di Turki menjadi resah karena rekor jumlah pengungsi di berbagai kota dan sejumlah besar uang yang dihabiskan untuk mereka di tengah kondisi ekonomi yang memburuk di negara itu, pemerintah bersikeras mempertahankan kebijakan pintu terbuka, juga dukungan maksimum untuk pengungsi. [Daily Sabah/The Guardian]

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d