TURKINESIA.NET – ANKARA. Berdasarkan survei bersama oleh Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD) dan Yayasan Riset Kebijakan Ekonomi Turki (TEPAV), lebih dari 59,4 persen pengusaha Suriah di Turki berpikir inisiatif bisnis mereka di negara tersebut sukses.
Survei komprehensif mewawancarai sekitar 400 perusahaan, mengungkapkan bahwa jumlah rata-rata orang yang dipekerjakan oleh total 9.978 perusahaan patungan yang bermodal Suriah di Turki adalah 7,3. Sementara itu, sekitar 71,7 persen dari semua pengusaha Suriah di Turki mengatakan mereka tidak ingin pulang setelah perang berakhir.
Menurut studi tersebut, kedekatan geografis dan jaringan bisnis yang ada merupakan alasan paling penting para pengusaha Suriah pindah ke Turki.
Sekitar 48,4 persen dari mereka berpikir lingkungan bisnis di Turki lebih baik dibandingkan dengan negara tetangga lainnya. Sebagian besar perusahaan Suriah beroperasi di sektor skala mikro dan sektor jasa, masing-masing sebesar 66 persen dan 71 persen. Sebanyak 75,4 persen perusahaan Suriah sudah terlibat dalam kegiatan wirausaha sebelum pindah ke Turki.
Survei juga mendapatkan bahwa perusahaan-perusahaan Suriah kebanyakan berorientasi ekspor. Sekitar 55,4 persen perusahaan Suriah di Turki mengekspor sementara tingkat ini hanya 30,9 persen untuk perusahaan Turki.
Tantangan terbesar bagi perusahaan-perusahaan Suriah adalah akses ke keuangan, dengan transaksi terberat yang membuka rekening bank bisnis (28 persen), mentransfer mata uang lokal (27,3 persen) dan membuka rekening bank pribadi (19,7 persen).
Meskipun tidak ada hambatan hukum bagi warga Suriah untuk membuka rekening bank di Turki, terlepas dari apakah mereka adalah pemilik bisnis atau tidak, mereka dapat menghadapi masalah seperti itu karena keputusan bank individu dan status hukum warga Suriah. [Daily Sabah]
