Oleh: Anugrah Roby Syahputra
TURKINESIA.NET – SEJARAH. Suatu ketika Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat. ”Ya Rasul, mana yang lebih dahulu jatuh ke tangan kaum muslimin, Konstantinopel atau Romawi?”
Nabi menjawab, “Kotanya Heraklius (Konstantinopel) terlebih dahulu”. (HR Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim).
Menjelang waktu Ashar pada 29 Mei 1453, atau tujuh abad kemudian, ramalan Nabi terbukti. Dengan kekuatan tak kurang 100 ribu pasukan, pasukan kekhalifahan Utsmani dibawah komando Mehmed II, yang kemudian populer dengan panggilan Muhamad Al-Fatih (The Conqueror), berhasil menaklukkan jantung peradaban terbesar dunia itu.
Ada banyak rahasia kesuksesan misi penaklukan itu yang diungkap para sejarahwan. Mulai dari kaderisasi sejak dini di bawah bimbingan Syaikh Aaq Syamsuddin hingga kecemerlangan ide brilian Sultan yang out of the box dengan menyeberangkan kapal melalui daratan (bebukitan). Falani’mal amir amiruha, walani’mal jaisy dzalikal jaisy.
Namun hari ini, menapaktilasi sejarah Utsmani sama dengan mengenang masa-masa damai di tanah suci Palestina di mana umat beragama baik Islam, Kristen dan Yahudi hidup berdampingan dengan rukun.
Kemarin, 29 Mei 2021, peringatan 568 tahun penaklukan Konstantinopel (yang kini bernama Istanbul) digelar oleh Direktorat Komunikasi Kepresidenan bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki.
Dalam ruang lingkup acara, citraan penaklukan dipantulkan di langit Masjid Aya Sofia-i Kebir-i Şerifi, simbol penaklukan, menggunakan metode sky video mapping, yang pertama kali diterapkan di Turki.
Selain itu juga dilakukan demonstrasi dengan teknologi light and video mapping di Menara Galata. Masya Allah.
Selamat mengenang sejarah dan mereguk kearifan dan semangat dari tiap lembarannya.
Semoga Palestina segera merdeka! Semoga Doğu Türkistan juga terbebas dari kezaliman dan penindasan!
Subscribe
0 Comments
