TURKINESIA.NET – YEREVAN. Ketika penduduk Armenia terus meninggalkan daerah pendudukan di Nagorno-Karabakh, Menteri Pertahanan Armenia Davit Tonoyan telah mengajukan pengunduran dirinya, harian Aravot melaporkan pada hari Jumat. Tonoyan menduduki posisi tersebut sejak Mei 2018.
Pemerintah Perdana Menteri Nikol Pashinian berada di bawah tekanan untuk mundur. Ribuan demonstran menuntut dia mengundurkan diri usai penandatanganan gencatan senjata yang mengahruskan Armenia untuk meninggalkan daerah pendudukan di Nagorno-Karabakh setelah berlangsungnya pertempuran dengan Azerbaijan selama enam minggu.
Kedua negara bekas Soviet itu telah terlibat konflik di wilayah itu selama beberapa dekade. Pertempuran sengit berkobar pada akhir September dan telah menyebabkan ratusan, mungkin ribuan, tewas dalam eskalasi terbesar dalam seperempat abad. Beberapa gencatan senjata yang diumumkan selama enam minggu terakhir gagal untuk menghentikan kekerasan, tetapi kesepakatan saat ini tampaknya bertahan dengan tidak ada pihak yang melaporkan pertempuran lagi sejak diberlakukan.
Perjanjian tersebut telah dirayakan di Azerbaijan dan membuat marah orang-orang Armenia.
Perjanjian itu mengharuskan Armenia menyerahkan kendali atas beberapa wilayah yang dimilikinya di luar perbatasan Nagorno-Karabakh. Mereka termasuk wilayah Lachin yang memiliki rute terpendek antara Armenia dan wilayah Nagorno-Karabakh. Perjanjian tersebut juga menyerukan agar jalan yang disebut Koridor Lachin untuk tetap terbuka dan dilindungi oleh penjaga perdamaian Rusia.
Kesepakatan itu juga menyerukan agar jaringan transportasi dibangun melalui Armenia yang akan menghubungkan Azerbaijan dan bagian barat Nakhchivan yang dikelilingi oleh Armenia, Iran dan Turki. Sebanyak 1.960 penjaga perdamaian Rusia, beberapa di antaranya telah tiba di Nagorno-Karabakh, akan dikerahkan di wilayah tersebut di bawah mandat lima tahun untuk mengamankan gencatan senjata.
Sumber: Daily Sabah
