TURKINESIA.NET – KAIRO. Penyiar TV pro-rezim Mesir Ahmed Moussa mengatakan bahwa Kairo telah meminta Doha untuk mendeportasi 220 anggota oposisi Mesir yang dia sebut “teroris.”
“Segera [Presiden Turki] Erdogan akan mengundang Sisi untuk mengunjungi Turki sehingga oposisi di sana harus mencari tempat perlindungan baru,” kata Moussa dalam program televisi.
Berita itu muncul di tengah pembicaraan antara Kairo dan Doha setelah bertahun-tahun permusuhan sejak blokade 2017 terhadap Qatar yang didukung Mesir.
Pada bulan Januari Mesir dan Qatar sepakat untuk melanjutkan hubungan diplomatik.
Pekan lalu, Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammad Bin Abdulrahman Al Thani di mana mereka sepakat untuk “mengintensifkan konsultasi dan koordinasi bersama” mengenai hubungan bilateral antara kedua negara.
Al-Sisi telah menerima undangan untuk mengunjungi Qatar, yang pertama sejak ia memimpin kudeta militer 2013 di Mesir.
Sejak Al-Sisi naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 2013, ruang gerak oposisi politik telah menyusut secara drastis. Ada sensor luas pada pers dan larangan aksi protes.
Ribuan anggota oposisi telah melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari menjadi salah satu dari 60.000 tahanan politik Mesir, korban penghilangan paksa atau eksekusi di luar proses hukum.
Kuwait, Lebanon, Saudi, UEA, Malaysia, Bahrain, dan Sudan semuanya telah mendeportasi anggota oposisi Mesir kembali ke Mesir.
Pada tahun 2018 Spanyol mendeportasi Dr. Alaa Mohamed Said kembali ke Mesir di mana ia ditahan di Penjara Tora, sebuah penjara dengan keamanan maksimum yang terkenal di Kairo di mana perlakuan brutal sistematis terhadap narapidana telah membuatnya mendapat julukan Scorpion.
Sumber: MEMO
Mesir itu negara Miskin, mendekati Qatar karena Qatar banyak uang. Di kasih hati, tapi malah minta jantung juga. Turky dan Qatar itu tempat berlindung para Ikhwani, apalagi Turky sekarang juga dikuasai Partai yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin. Tidak mungkinlah Turky akan mendeportasi para Ikhwani.