TURKINESIA.NET – TOKOH. Perang Turki-Rusia 1877–1878, saat itu ia berusia belum genap 20 tahun. Baru menjadi seorang ibu. Bayinya baru berusia 3 bulan. Tapi ia putuskan berada di barisan depan perang melawan Rusia. Orang-orang berkata padanya: “Kamu punya bayi berusia 3 bulan.”
Ia menjawab, “Seorang anak Turki bisa tumbuh tanpa orangtua, tapi tanpa negara, ia tidak bisa.”
Perjuangan mereka berhasil mengusir Rusia meski banyak pasukan rakyat yang gugur, Nene Hatun pun selamat meski cidera cukup serius. Mereka berhasil mempertahankan provinsi indah Erzurum hingga kini masih menjadi bagian dari Turki.
Ia membesarkan empat putra dan dua putri di tengah kondisi buruk pasca perang. Nazim, putra pertamanya, syahid bersama saudara laki-lakinya yang lain selama Perang Dunia I.
Ia meninggal dunia pada 22 Mei 1955 di Rumah Sakit Numune di Ankara dan dimakamkan di komplek pemakaman syuhada Front Aziziye di kampung halamannya.
Namanya menghiasi buku-buku sejarah, film hingga diabadikan menjadi nama sebuah kapal. Rahimahallah rahmatan waasi’ah
