Friday, April 19, 2024
Islamophobia

Penghinaan terhadap Nabi Muhammad oleh politikus India, ulama internasional seru boikot produk India

Penghinaan terhadap Nabi Muhammad oleh politikus India

TURKINESIA.NET, Penghinaan terhadap Nabi Muhammad dan Aisyah RA oleh politikus India dari partai berkuasa memicu kemarahan dari umat Islam dan beberapa negara Arab. Beberapa ulama besar telah mengeluarkan pernyataan keras untuk memboikot produk India.

Politisi yang dimaksud adalah juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma dan kepala operasi media BJP Delhi Naveen. Laporan mengutip Al Jazeera, Senin (6/6/2022), Sharma dilaporkan telah menghina Nabi Muhammad dan istrinya Aisyah, dalam acara debat TV pada minggu lalu. Sementara rekannya, Jindal, dilaporkan telah memposting twit tentang Nabi Muhammad, yang sekarang telah dihapus.

Ulama Afrika Syekh Muhammad al-Hassan Walid al-Didu al-Shanqiti menyerukan umat untuk menunjukkan sikap atas penghinaan tersebut.

“Kewajiban umat Islam terhadap orang-orang yang menghina Islam dan Nabinya yang mulia SAW, adalah memboikotnya secara politik dan ekonomi untuk mendukung Allah, Rasul-Nya dan kaum Muslimin. Tidak ada kebaikan dalam hubungan diplomatik yang tidak menjaga harkat dan martabat bangsa,” kata Syekh al-Didu di dilansir dari Republika.co.id Senin, 6 Juni 2022.

Kata Syekh al-Didu sebagai umat Nabi, setiap Muslim perlu mengambil sikap. Kepala pengembangan cendekiawan Muslim Afrika ini mengutip ayat Alquran terkait balasan Allah SWT atas orang-orang yang menghina Rasulullah.

“(Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus), sebuah ayat abadi dari Kitab Allah yang berbicara tentang orang-orang yang berani menghina Rasulullah SWT. Jadi tidak ada gunanya kita jika kita tidak mendukungnya dan memboikot orang-orang yang menyinggungnya sampai mereka menyadari kesalahan yang mereka lakukan dan meminta maaf,” jelasnya.  Syekh Hassan al-Didu juga mengutip surat Al-Kautsar ayat 3 menerangjan tentang orang-orang yang membenci Nabi.

Mufti Besar Oman Syekh Al-Khalili melalui Twitter menulis, “Rencana yang kurang ajar dari juru bicara resmi untuk partai ekstremis yang berkuasa di India melawan Rasulullah SAW dan Ibu kaum beriman Aisyah RA adalah perang melawan setiap Muslim di Timur dan Barat bumi. Dan ini  adalah masalah yang melibatkan semua Muslim untuk bangkit sebagai satu bangsa.”

Sedangkan Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah memanggil duta besar India atas komentar tersebut.

Kuwait juga memanggil duta besar India dan mengatakan telah menyerahkan nota protes. Kuwait mencela pernyataan yang dibuat oleh pejabat BJP.

Sementara Arab Saudi juga telah mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk dan mengecam pernyataan juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India.

Seruan boikot untuk produk-produk India terjadi di beberapa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Bahrain.

Pemerintah India pada Senin berusaha menenangkan kemarahan di dalam negeri dan dari negara-negara mayoritas Muslim.

38 orang ditangkap karena kerusuhan di kota utara dan protes yang direncanakan nanti di Mumbai.

Penangkapan di kota Kanpur adalah bagian dari upaya untuk memadamkan ketegangan agama sporadis.

Beberapa pejabat tinggi India terlibat dalam mengelola dampak diplomatik karena negara-negara termasuk Qatar, Arab Saudi, Oman, Uni Emirat Arab, Afghanistan, Pakistan dan Iran menuntut permintaan maaf dari pemerintah karena mengizinkan pernyataan yang menghina, kata seorang pejabat kementerian luar negeri India.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dalam sebuah pernyataan, mengatakan: “Penghinaan ini datang dalam konteks meningkatnya intensitas kebencian dan penghinaan terhadap Islam di India dan pelecehan sistematis terhadap Muslim.”

OKI yang beranggotakan 57 itu menyinggung keputusan terbaru India yang melarang jilbab di lembaga pendidikan di beberapa negara bagian dan penghancuran properti Muslim.

Angkatan Bersenjata Pakistan dalam sebuah tweet “mengutuk keras pernyataan penghujatan” oleh para pejabat India.

“Tindakan keterlaluan itu sangat menyakitkan dan jelas menunjukkan tingkat kebencian yang ekstrem terhadap Muslim dan agama lain di India,” katanya.

Kementerian Luar Negeri India mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa cuitan dan komentar ofensif itu, dengan cara apa pun, tidak mencerminkan pandangan pemerintah.

“Tindakan keras telah diambil terhadap orang-orang ini oleh badan-badan terkait… Sangat disesalkan bahwa Sekretariat OKI sekali lagi memilih untuk membuat komentar yang memotivasi, menyesatkan dan nakal,” kata Arindam Bagchi, juru bicara pemerintah.

Muslim membentuk sekitar 13% dari 1,35 miliar penduduk India. Protes direncanakan terhadap pernyataan anti-Muslim di kota Mumbai pada hari Senin.

Departemen Luar Negeri AS dalam laporan tahunannya kepada Kongres tentang kebebasan beragama internasional yang dirilis pada bulan Juni, menuduh bahwa serangan terhadap anggota komunitas minoritas, termasuk pembunuhan, penyerangan, dan intimidasi, terjadi di India sepanjang tahun 2021.

Sumber: Daily Sabah, Dll

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d