Postingannya tentang Israel dihapus, Selcuk Bayraktar sebut Instagram & Facebook munafik

TURKINESIA.NET – Facebook dan Instagram menyensor postingan yang menyoroti kekerasan dan penindasan Israel terhadap warga Palestina.
Selçuk Bayraktar, chief technology officer (CTO) dari raja drone Baykar, dalam sebuah pesan Twitter mengatakan bahwa postingannya di Instagram telah dihapus. Postingan Bayraktar menunjukkan ekstremis Israel bernyanyi dan menari saat mereka menyaksikan api membakar halaman luar Masjid Al-Aqsa. Dalam postingan tersebut, Bayraktar menggambarkan Israel sebagai “negara teror fasis rasis.” Instagram melabeli postingan tersebut sebagai “perkataan yang mendorong kebencian.”
Protes tindakan Instagram, Bayraktar mengatakan dalam pesan Twitternya bahwa “Membunuh anak-anak dan warga sipil, serta bernyanyi dan menari sambil menonton tempat ibadah yang mereka bakar adalah kebencian, kekejaman, dan pembantaian.”
Bayraktar juga menyatakan bahwa Facebook tidak mengizinkannya mengunggah video tersebut. Ia lantas menyebut kedua perusahaan tersebut munafik.
Instagram aşağıdaki paylaşımımı "nefret söylemi" diyerek kaldırmış.
Çoçukları, sivilleri katletmek, mabedleri yakıp izlerken şarkılar eşliğinde dans etmek nefrettir, vahşettir, katliamdır.
Sizin fikir özgürlüğü, insan hakları diyen ikiyüzlülüğünüz batsın!#AksadaZülumVar https://t.co/YLBRVuPc7v pic.twitter.com/Czd1RX7dlP
— Selçuk Bayraktar (@Selcuk) May 11, 2021
Dengan akun yang dihapus di Twitter dan konten diblokir di Instagram, pengguna media sosial Palestina mengatakan mereka telah disensor untuk menunjukkan realitas kerusuhan di Yerusalem.
Bagian timur kota suci Yerusalem telah dilanda kekerasan terburuk sejak 2017, dengan serangan Israel sejak Jumat berpusat di sekitar masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam.
Media sosial tetap menjadi alat penting bagi warga Palestina, banyak di antaranya percaya liputan media tradisional tidak cukup menangkap realitas krisis.
Di media sosial, warga Palestina telah banyak berbagi foto dan video pasukan Israel yang berhadapan dengan penduduk, yang oleh Amnesty International dikecam sebagai penggunaan kekuatan yang “ilegal.”
Sada Social, sebuah platform yang dirancang untuk melindungi konten yang dibagikan oleh warga Palestina secara online, mencatat 200 pelarangan dalam seminggu terakhir terkait hal-hal yang berkaitan dengan Sheikh Jarrah dan Yerusalem Timur.
“Ini termasuk penutupan akun di Twitter atau Instagram atau pemblokiran fitur di Instagram, seperti streaming video langsung, atau pembatasan akses ke konten yang terkait dengan Sheikh Jarrah, Gaza atau Yerusalem,” kata direktur Sada Social Eyad Rifai.
Setidaknya 48 warga Palestina telah tewas dan 305 lainnya terluka dalam serangan Israel di seluruh Jalur Gaza di tengah meningkatnya ketegangan di seluruh wilayah Palestina setelah polisi Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan menyerang jamaah. Lima orang Israel juga tewas oleh tembakan roket dari Jalur Gaza.
Gejolak itu muncul dengan latar belakang perintah pengadilan Israel pekan lalu untuk penggusuran keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Sumber: Daily Sabah