
TURKINESIA.NET – TOKOH. Yavuz Bahadıroğlu, seorang penulis populer yang terkenal dengan novel sejarahnya, meninggal pada Kamis malam di usia 76 tahun.
Pemakamannya yang diadakan di halaman Masjid Sultan Eyup Istanbul pada hari Jumat turut dihadiri oleh Presiden Recep Tayyip Erdoğan.
Erdogan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum Bahadiroglu dan anak-anaknya.
“Almarhum Bahadiroglu adalah seorang pemikir dan sejarawan yang membuat pengorbanan besar dan tidak menyimpang dari pena serta hidup persis seperti jalan yang lurus.”
“Yavuz Bahadıroğlu adalah seorang saudara terkasih. Semoga Allah memberkatinya,” kata Erdogan pada pemakaman mendiang penulis tersebut. “Dia adalah orang yang memiliki gagasan. Dia tidak pernah mengubah cara menulisnya yang membuat kami merasa seperti hidup di masa itu,” tambah presiden Turki.
Kepala Otoritas Urusan Agama Turki, Profesor Ali Erbas dan sejumlah pejabat serta mantan menteri juga berpartisipasi dalam upacara pemakaman.
Sebelumnya, Bahadıroğlu menjalani perawatan selama beberapa minggu terakhir untuk penyakit yang tidak disebutkan.
Ia lahir pada tahun 1945 di Rize, Turki utara. Ia terlahir dengan nama Niyazi Birinci. Kemudian menggunakan nama pena Yavuz Bahadıroğlu. Bahadıroğlu awalnya memulai karirnya sebagai jurnalis pada tahun 1971, sebelum mencurahkan waktunya untuk menulis.
Novel pertamanya, “Sunguroğlu”, gabungan dari cerita-cerita yang awalnya dia terbitkan di sebuah surat kabar, dirilis pada tahun 1972. Novel tersebut, tentang seorang pahlawan fiktif Ottoman. Kesuksesan besar kisah dari novel tersebut diikuti oleh penulis lainnya. Bahadıroğlu kemudian menulis lebih dari 30 novel.
Selain pekerjaannya sebagai penulis, Bahadıroğlu bekerja sebagai kolumnis surat kabar dengan nama samaran yang berbeda.
“Saya tidak menulis novel-novel sejarah. Saya hanya menulis novel sejarah kita,” ujarnya dalam salah satu wawancara. Novelnya memenangkan banyak penghargaan dari asosiasi penulis yang berbeda.
Bahadıroğlu juga menulis cerita anak-anak setelah berkarir singkat sebagai editor-in-chief majalah anak-anak. Di tahun-tahun terakhirnya, dia menjadi pembawa acara radio dan TV dimana dia mendiskusikan sejarah dengan para tamu. Belakangan ini, dia menulis kolom untuk majalah sejarah dan harian Turki, Yeni Akit.
Seorang sejarawan mandiri, Bahadıroğlu mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa kolom pertamanya adalah untuk surat kabar sekolah di sekolah menengah. “Itu adalah kritik terhadap buku pelajaran sejarah yang kami miliki di sekolah dan 15 menit setelah kolom itu diterbitkan di papan sekolah, itu diturunkan oleh kepala sekolah. Dia berkata saya hanya bisa menulis kritik seperti itu ‘setelah saya dewasa dan menyelesaikan sekolah ,'” kisahnya.
Sumber: Daily Sabah, TR Agency