Friday, April 19, 2024
TerpopulerTokoh

Selcuk Bayraktar: Menantu Erdogan dibalik kemandirian drone tempur Turki

selcuk bayraktar bersama keluarga

TURKINESIA.NET – TOKOH. Selcuk Bayraktar menantu Erdogan menarik perhatian Intercept yang bermarkas di AS. Media itu telah menerbitkan laporan ekstensif yang menyoroti keberhasilan luar biasa Turki dalam memproduksi dan mengembangkan pesawat tak berawak selama beberapa tahun terakhir.

Drone Turki yang diproduksi dengan kemampuan lokal telah memasuki fase kedua dan menjadi pesaing bagi negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Inggris sebagai produsen dan pengguna terbesar dari pesawat jenis mematikan ini.

Menurut laporan itu, Turki telah menggunakan pesawat ini untuk menargetkan militan ISIS di Suriah dan di sepanjang perbatasannya dengan Irak dan Iran.

Laporan tersebut menyatakan bahwa orang di belakang proyek pembuatan pesawat di Turki adalah insinyur “Selcuk Beyraktar,” menantu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Dia merupakan putra Özdemir Bayraktar, pemilik perusahaan Baykar Makina.  Selcuk bersama kedua saudaranya menjalankan perusahaan tersebut untuk memproduksi teknologi militer bagi militer Turki dan negara lain.

Dia menyelesaikan sekolah menengah di Robert College, sebuah sekolah terkenal di Istanbul, dan menyelesaikan gelar sarjana di bidang teknik elektronik dan komunikasi di Istanbul Technical University pada tahun 2002. Dia menerima tawaran dari University of Pennsylvania untuk magang di laboratorium GRASP dan melanjutkan studi pascasarjana di sana. Hingga 2016, dia sedang mengerjakan PhD di Georgia Institute of Technology.

[adinserter name=”Block 1″]

Pernikahannya dengan Sumeyye Erdogan

Pernikahan Selçuk Bayraktar dengan Sümeyye Erdogan pada Sabtu 14 Mei 2016, diselenggarakan dengan upacara berskala besar dan keamanan tinggi di Kucukcekmece Yahya Kemal Beyatli diselengarakan oleh walikota Istanbul, Kadir Topbas.

Hampir 6.000 tamu menghadiri upacara tersebut, sementara pejabat tinggi mulai Perdana Menteri Ahmet Davutoğlu, Kepala Staf Militer Jenderal Hulusi Akar dan mantan presiden Abdullah Gül hadir sebagai saksi. Turut hadir para pemimpin asing seperti Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, Presiden Bosnia Bakir Izetbegović, mantan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri dan Perdana Menteri Albania Edi Rama juga menjadi saksi perkawinan pada upacara tersebut.

Sumeyye yang merupakan anak bungsu dari Presiden ErdoÄŸan dan Ibu Negara Emine, sebelumnya menjabat sebagai penasihat wakil presiden Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) selama ayahnya menjabat sebagai sebagai perdana menteri. Dia menyelesaikan gelar sarjana di Indiana University, Amerika Serikat dan menyelesaikan gelar masternya di London School of Economics dan Ilmu Politik London.

[adinserter name=”Block 1″]

 

Karir Selcuk:

Selcuk Bayraktar telah bekerja sebagai chief technology officer (CTO) Baykar Makina sejak 2007, dan telah menerima banyak penghargaan atas kontribusinya pada industri drone di Turki.

Bayraktar yang kini berusia 39 tahun belajar teknik elektro di sebuah universitas Turki, kemudian menerima gelar master dari University of Pennsylvania. Dia kemudian kembali ke negaranya pada 2007 untuk menyelesaikan pembuatan pesawatnya.

Pada 2005, Bayraktar berhasil membujuk sekelompok pejabat Turki untuk menghadiri pertunjukan drone hasil karyanya sendiri.

Sebelum Bayraktar memamerkan dronenya kepada sekelompok pejabat, Turkish Aerospace Industries (TAI) di bawah Kementerian Pertahanan Turki sudah terlebih dahulu mengerjakan program untuk menghasilkan teknologi tersebut. Pesawat itu disebut ANKA, sejenis kendaraan udara tak berawak yang diproduksi oleh industri dirgantara Turki. ANKA memiliki panjang 56 kaki dan dapat terbang 10.000 kilometer dan terbang selama 24 jam secara terus menerus. ANKA hanya drone pantau yang tidak dapat membawa amunisi.

Masih berdasarkan laporan Intercept, keadaan yang menyebabkan Turki membuat drone sendiri adalah penolakan Amerika Serikat untuk menjual drone predator kepada Ankara. Hingga 2011, Turki masih mengharapkan Amerika Serikat bersedia menjual hasil tangkapan gambar dari Drone Predator AS tentang pergerakan para pemberontak PKK. AS menolak untuk memberi mereka jenis drone dengan dalih bahwa mereka khawatir ini akan menimbulkan masalah keamanan bagi Israel, meskipun Ankara merupakan salah satu anggota NATO.

Kendaraan udara tak berawak Turki pertama yang diproduksi di dalam negeri, Bayraktar TB2 yang telah disiapkan untuk dipersenjatai selama lebih dari setahun, memasuki inventaris Angkatan Bersenjata Turki (TAF) sebagai UAV nasional pertama. Rudal Bayraktar TB2 mampu mencapai target 2×2 dalam tes yang dilakukan pada Desember 2015.

[adinserter name=”Block 1″]

Baykar TB2: Tulang punggung operasi udara Turki

Pengembangan prototipe Bayraktar oleh Baykra Makina Turki, dimulai tahun 2007. Dua tahun kemudian yaitu pada Juni 2009 prototipe Bayraktar berhasil mengudara.

Sementara varian TB2 dikembangkan mulai Januari 2012 dan kemudian terbang perdana pada April 2014, dengan rentang sayap 12 meter dan berat  lepas landas maksimum 650 kg. Tes penerbangan pada bulan Juni dan Agustus 2014, Bayraktar TB2 mencapai 27.000 kaki ketinggian, berhasil mengudara selama 24 jam 34 menit. Pada tahun yang sama sebanyak enam unit drone ini mulai aktif digunakan oleh militer Turki.

Hingga kini, angkatan darat Turki telah mengoperasikan sedikitnya 75 Bayraktar dari rencana pengadaan sebanyak 151 unit. Selain militer, Direktorat Keamanan Umum Turki turut mengoperasikan enam unit dan Komando Umum Gendarmerie mengoperasikan 12 unit.

Ukraina menjadi negara terbanyak memborong drone tempur ini pada bulan Maret 2019 setelah sebelumnya Qatar membeli sebanyak enam unit.

[adinserter name=”Block 1″]

AKINCI

Keberhasilan Bayraktar TB2 di berbagai instansi militer dan kepolisian Turki membuat Baykar Makina mengembangkan drone Akinci yang lebih canggih. Akinci yang dijuluki sebagai ikan terbang ini memiliki panjang badan 12,5 m, tinggi 4,1 m, dan rentang sayap 20 m, mampu mengudara hingga ketinggian maksimum 40.000 kaki dan beroperasi selama 24 jam dengan total muatan yang dapat diusungnya mencapai 1.350 kg dengan rincian 450 kg bawaan internal dan 900 kg muatan eksternal. UAV ini dilengkapi dengan pod elektronik, radar udara ke udara, sistem komunikasi satelit, serta synthetic apertur radar (SAR). Tenaga penggerak digunakan sepasang mesin turboprop PD220 buatan pabrik lokal Tusas Engine Industries (TEI). Mesin ini memiliki daya masing-masing 220 hp. Mesin PD 220 merupakan peningkatan dari tipe PD 170 yang digunakan pada drone Anka buatan TAI.

Pembuatan Akinci dilakukan sepenuhnya di dalam negeri di lima fasilitas Baykar Makina, mulai dari riset dan pengembangan (R&D), proses produksi, hingga integrasi sistemnya.

Turki menjadi negara ke-6 di dunia yang memproduksi UAV, Drone pembawa Senjata, setelah USA dengan Predator dan Reaper, Cina dengan CH-3 disertai rudal short-range AR-1, Israel dengan Hermes, Iran dengan Shahed 129 disertai rudal Sadid-1, serta Pakistan dengan Burraq UCAV disertai burg Missile. [Daily Sabah dan beberapa sumber lainnya]

4.6 13 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Selcuk Bayraktar: Menantu Erdogan dibalik kemandirian drone tempur Turki […]

trackback

[…] Selcuk Bayraktar: Menantu Erdogan dibalik kemandirian drone tempur Turki […]

trackback

[…] Selcuk Bayraktar: Menantu Erdogan dibalik kemandirian drone tempur Turki […]

trackback

[…] Selcuk Bayraktar: Menantu Erdogan dibalik kemandirian drone tempur Turki […]

trackback

[…] Selcuk Bayraktar: Menantu Erdogan dibalik kemandirian drone tempur Turki […]

trackback

[…] Selcuk Bayraktar: Menantu Erdogan dibalik kemandirian drone tempur Turki […]

trackback

[…] Selcuk Bayraktar: Menantu Erdogan dibalik kemandirian drone tempur Turki […]

error: Content is protected !!
7
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d