
TURKINESIA.NET – BALI. Kehidupan seorang wanita Turki yang tinggal di Australia berubah selamanya ketika dia memutuskan untuk berlibur ke pulau Bali di Indonesia.
Bali, salah satu tujuan wisata paling populer di dunia, dianggap oleh banyak orang sebagai surga di Bumi. Namun, bagi penduduk, pulau ini memiliki sisi yang lebih gelap. Di Bali, sebanyak 162.051 orang, atau 35% dari populasi pulau itu, hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu, tingkat kemiskinan di daerah pedesaan adalah dua kali lipat dari pemukiman perkotaan.
Ketika Güzin İnanır melakukan perjalanan ke Bali dan menyaksikan kemiskinan yang luar biasa, dia merasa perlu untuk membantu dengan cara apa pun yang dia bisa. İnanır telah memenangkan hati penduduk setempat, yang dengan penuh kasih sayang mengenalnya sebagai “Bunda Güzin.”
İnanır mulai dengan mengumpulkan dana dari orang-orang di lingkaran sosialnya untuk diberikan kepada orang miskin. Setelah kesuksesan di tahap awal, İnanır menyadari bahwa dia memiliki misi untuk dijalankan.
“Mereka tinggal di hutan di bawah atap seng untuk berlindung, bukan rumah,” kata sukarelawan itu,” Setelah melihat kemiskinan yang harus dihadapi anak-anak, saya berkata pada diri sendiri: ‘Ini bukan tempat untuk berlibur.’ Jadi saya memulai kampanye pendanaan yang dimulai dengan teman dan keluarga saya di Melbourne, Australia.”
Setelah perjalanan keempatnya ke Bali, İnanır memutuskan untuk meluncurkan yayasan amal yang disebut “Heart to Hati,” kalimat yang memadukan kata dari bahasa Inggris dan Indonesia.
“Setelah saya mendirikan yayasan amal, sumbangan untuk anak-anak Bali mulai meningkat. Sungguh menakjubkan melihat betapa anak-anak bahagia hanya dengan mendapatkan sepotong cokelat. Itu membuat saya senang melihat cahaya di mata mereka. Saya kira, melihat kebahagiaan orang-orang adalah kegembiraan utama bagi saya,” kata İnanır.
İnanır menyediakan makanan dan kebutuhan dasar untuk orang miskin di Bali, serta kaki palsu dan kursi roda untuk anak-anak yang membutuhkannya. Yasasan amal İnanır juga merawat para lansia, menawarkan mereka tempat tinggal yang nyaman. Selama Ramadhan, badan amal menyediakan paket penuh makanan. Yayasan ini juga menanggung biaya sekolah untuk sejumlah anak.
İnanır mengumpulkan sumbangan secara pribadi setiap tiga bulan. “Ketika tiba saatnya aku kembali ke Bali, anak-anak menungguku di gerbang. Mereka memanggilku ‘Ibu Güzin’ – atau ‘Mother Güzin.’ Saya telah menjadi seorang ibu untuk seluruh area.” [Anadolu Agency]
Would love to volunteer. I live in Denpasar too!
namanya desa apa?