Friday, April 19, 2024
Bangsa Turk

Turki: Armenia lakukan kejahatan perang, sikap diam berarti ikut terlibat dalam pembantaian

TURKINESIA.NET – ANKARA. Armenia melakukan “kejahatan perang” dan harus bertanggung jawab atas “kekejaman”, kata Menteri Luar Negeri Mevlüt ÇavuÅŸoÄŸlu, Sabtu.

Komentar Çavuşoğlu muncul setelah serangan Armenia yang mematikan terhadap kota Ganja di Azerbaijan pada malam hari.

“Untuk tetap diam terhadap kebiadaban ini berarti menjadi kaki tangan pembunuhan ini,” katanya di Twitter.

Sedikitnya 13 warga sipil tewas, dua di antaranya anak-anak, dan 45 lainnya luka-luka di Ganja akibat penembakan Armenia, kata Hikmat Hajiyev, seorang pembantu kebijakan luar negeri Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dalam briefing online dengan wartawan, Sabtu.

“Kami mendukung gencatan senjata kemanusiaan, tetapi Armenia tidak memberinya kesempatan, mereka tetap menargetkan daerah pemukiman,” kata Hajiyev. Dia mengatakan lebih lanjut bahwa Azerbaijan telah “membebaskan” dua dari tujuh wilayah di Nagorno-Karabakh sejak konflik dimulai.

Aliyev berjanji akan membalas dendam pada Armenia atas pembunuhan di medan perang, menekankan bahwa Azerbaijan tidak akan pernah menyerang warga sipil.

Ketua parlemen Turki juga mengutuk serangan Armenia terhadap Ganja.

Serangan Armenia di kota Ganja dan Mingachevir kembali menargetkan warga sipil yang tidak bersalah, kata Ketua Parlemen Mustafa Åžentop di Twitter Sabtu pagi.

Åžentop meminta komunitas internasional untuk mengutuk serangan Armenia terhadap warga sipil.

“Mereka yang masih menutup mata terhadap kejahatan perang ini harus tahu bahwa mereka akan dituduh sebagai kaki tangan menurut hukum internasional,” katanya.

Serangan di Ganja terjadi hanya enam hari setelah sebuah rudal menghantam bagian pemukiman lain di kota berpenduduk lebih dari 300.000 orang, menewaskan 10 warga sipil dan membuat banyak orang ketakutan.

Daerah berpenduduk sipil Azerbaijan telah mendapat serangan beratdari Armenia sejak bentrokan pecah antara pasukan Armenia dan Azerbaijan pada akhir September di wilayah Nagorno-Karabakh.

Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh.

Sekitar 20% wilayah Azerbaijan tetap berada di bawah pendudukan ilegal Armenia selama hampir tiga dekade. Berbagai resolusi PBB, serta banyak organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.

Sumber: Daily Sabah

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Azhari
Azhari
3 years ago

Azerbaijan harus punya irondome untuk mencegah provokasi Armenia yang pengecut

error: Content is protected !!
1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d