
TURKINESIA.NET – ANKARA. Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Fatih Dönmez, pada hari Jumat mengatakan saat ini Turki menempati urutan ke-13 secara global dan ketujuh di Eropa dengan kapasitas solar 7.154 MW.
Berbicara pada upacara peletakan batu pertama untuk Pusat Pengawasan Kontrol dan Akuisisi Data (SCADA) di pabrik Karapınar di provinsi Konya, Anatolia, Turki, Dönmez mengatakan tahap pertama pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Turki, telah diselesaikan dengan pemasangan panel dengan kapasitas total 271 megawatt (MW), kata Fatih Dönmez.
Donmez menjelaskan bahwa pembangkit Listrik Tenaga Surya Karapınar (SPP) adalah hasil tender YEKA energi terbarukan pertama di Turki. YEKA, juga dikenal sebagai YEKA GES-1 mendapat banyak perhatian dari perusahaan lokal dan internasional, mendorong Turki untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam energi terbarukan.
Mudah-mudahan angka ini terus meningkat setiap tahunnya, harap Donmez.
Fasilitas SCADA, yang fondasinya telah diletakkan hari ini, menandai tonggak sejarah dalam melokalisasi teknologi energi di Turki, kata Dönmez.
“Pusat SCADA kami akan mengelola dan mengendalikan pabrik, sekaligus bertindak sebagai basis informasi dan teknologi untuk sektor dan profesional,” tambahnya.
Menteri Perindustrian dan Teknologi Mustafa Varank mengatakan pada upacara tersebut bahwa dengan proyek tersebut, wilayah tersebut yang merupakan satu-satunya daerah gurun Turki, akan mulai berkontribusi terhadap perekonomian. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada tim yang menyiapkan proyek ini,” katanya.
Menteri Lingkungan dan Perencanaan Kota Murat Kurum mengatakan bahwa keseluruhan proyek akan selesai pada akhir tahun 2022 dan akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian.
“Tiga puluh persen proyek telah selesai. Seluruh area akan diisi dengan energi surya dan penggunaan bahan bakar fosil akan dicegah. Juga akan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat di Konya,” katanya.
PLTU Karapınar yang telah selesai 20%, akan beroperasi penuh pada akhir tahun 2022 kini memulai produksi listrik.
Konsorsium Kalyon-Hanwha memenangkan tender pertama energi surya YEKA pada 20 Maret 2017 untuk pembangunan pabrik di Karapınar dengan biaya 6,99 sen per kilowatt-jam. Namun, Hanwha menarik diri dari proyek tersebut dan China Electronics Technology Group Corporation (CETC) turun tangan untuk membangun fasilitas tersebut.
Sumber: Daily Sabah