Thursday, April 18, 2024
Amerika

Turki semakin mesra dengan Rusia usai kena sanksi, kini AS kembali ajak dialog

TURKINESIA.NET – ANKARA. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Rabu mengumumkan bahwa Amerika mengusulkan pembentukan kelompok kerja bersama untuk membahas sanksi yang dikenakan terhadap Turki. Turki menyetujui proposal ini, tambah Menlu tersebut.

Pernyataan Cavusoglu disampaikan dalam evaluasi kinerja tahunan Kemenlu selama tahun 2020 di ibu kota Turki, Ankara.

Cavusoglu mengatakan sebuah kelompok kerja di tingkat teknis akan dibentuk ketika pembicaraan di antara para ahli telah dimulai.

Dia mengatakan proposal untuk mendirikan kelompok kerja Turki-AS berasal dari pihak Amerika dan para ahli dari kedua negara telah memulai diskusi.

“Karena kami mendukung dialog, kami mengiyakan proposal tersebut dan negosiasi di tingkat ahli sudah dimulai,” ujarnya.

Ankara sebelumnya telah mengusulkan kelompok kerja untuk menilai potensi dampak S-400 pada sistem NATO,  saran itu awalnya diabaikan oleh Washington.

Cavusoglu mengatakan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sekarang telah menunjukkan minat untuk membentuk kelompok kerja bersama.

“Dalam pertemuan kami dengan Pompeo, kami mengatakan proposal kami masih berlaku dan Amerika mengatakan mari bekerja sama dalam masalah ini. Ada pembicaraan sekarang; kelompok kerja bersama belum dibentuk,” katanya.

Awal bulan ini, AS mengumumkan sanksi untuk menghukum Turki atas pengadaan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia di bawah undang-undang AS yang dikenal sebagai CAATSA yang bertujuan untuk melawan pengaruh Rusia. Ini adalah pertama kalinya CAATSA digunakan untuk menghukum negara sekutu AS.

Sanksi tersebut menargetkan Direktorat Industri Pertahanan Turki (SSB) sekaligus pimpinannya, Ismail Demir serta tiga karyawan lainnya.

Sanksi itu datang pada saat yang sulit dalam hubungan yang rumit antara Ankara dan Washington ketika Presiden terpilih Demokrat Joe Biden bersiap untuk menjabat pada 20 Januari, menggantikan petahana dari Partai Republik, Donald Trump.

Turki mengatakan pembelian S-400 bukanlah pilihan tetapi suatu keharusan karena tidak dapat memperoleh sistem pertahanan udara dari sekutu NATO mana pun dengan persyaratan yang memuaskan.

Washington mengatakan S-400 menimbulkan ancaman bagi jet tempur F-35 dan sistem pertahanan NATO yang lebih luas.

Turki menekankan bahwa S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO dan tidak menimbulkan ancaman bagi aliansi atau persenjataannya.

Pejabat Turki telah berulang kali mengusulkan kelompok kerja untuk memeriksa masalah kompatibilitas teknis.

Menyinggung hubungan bilateral dengan Washington, Cavusoglu mengatakan Turki siap untuk mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan dengan pemerintahan baru AS dan berharap pemerintahan Biden akan melakukan hal yang sama.

“Pada 2020, hubungan kami dengan Amerika Serikat dibayangi oleh masalah yang ada,” katanya.

“Pada 2021, kami siap untuk memimpin hubungan kami dengan pemerintahan baru secara lebih sehat dan kami siap untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang ada.” tambahnya.

Hubungan antara Turki-AS telah terganggu oleh banyak perselisihan lainnya, termasuk dukungan AS kelompok pemberontak YPG, cabang PKK di Suriah yang dianggap teroris oleh Turki dan juga perlindungan AS kepada pimpinan Kelompok Teror Gülenist (FETÖ) Fetullah Gülen yang mendalangi Upaya kudeta gagal 2016 di Turki.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kerja sama militer Moskow dan Ankara tidak akan terhalang oleh sanksi Amerika Serikat (AS).

“Kami telah mengkonfirmasi niat bersama kami untuk mengembangkan hubungan militer dengan Turki meskipun (ada) tekanan tidak sah Washington,” kata Lavrov kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Moskow seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (30/12/2020).
“Kami telah menegaskan kembali komitmen timbal balik kami untuk mengembangkan kerja sama teknis militer,” kata Lavrov di Sochi, Rusia, seperti dikutip kantor berita TASS.

“Presiden (Rusia Vladimir) Putin berkali-kali menunjukkan, kami menghargai komitmen utama kolega Turki kami untuk melanjutkan kerjasama di bidang ini, meskipun ada tekanan tidak sah yang sedang berlangsung dari samping,” ujarnya.

“Washington secara terang-terangan melobi kepentingan produsen Amerika Serikat melalui metode non-pasar dan tidak sah,” imbuh dia.

Meskipun Rusia dan Turki adalah saingan dalam beberapa konflik termasuk Libya dan Suriah, Putin dan mitranya dari Turki Recep Tayyip Erdogan menjaga hubungan baik.

Kedua negara bersama-sama memantau gencatan senjata yang dimediasi Rusia atas wilayah Nagorno Karabakh yang disengketakan setelah perang enam minggu antara Armenia dan Azerbaijan yang menewaskan lebih dari 6.000 jiwa.

Tetapi ketegangan antara keduanya telah meningkat di Nagorno Karabakh saat pertempuran sedang berlangsung, dengan Rusia menuduh Turki mengerahkan pejuang Suriah untuk memerangi pasukan Armenia di wilayah yang diperebutkan.

Awal bulan ini polisi Turki secara singkat menangkap dua jurnalis Rusia di Istanbul karena diduga merekam unit produksi drone tanpa izin seperti dikutip dari The Defense Post.

Sumber: Daily Sabah, TR Agency, Sindonews, kontan

 

 

3.8 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d