TURKINESIA.NET – GUATEMALA CITY. Menteri luar negeri Turki mengatakan bahwa Ankara siap untuk berbagi pengalaman tentang manajemen migrasi dengan negara-negara Amerika Tengah yang menghadapi situasi serupa.
“Meskipun tidak ada perang dunia, masih ada hampir 70 juta orang terlantar,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, dalam Forum Sistem Integrasi Turki-Amerika Tengah (SICA). “Ini adalah salah satu tantangan utama dunia kita saat ini,” kata dia.
“Di tingkat regional kami mengupayakan yang terbaik untuk mengatasi krisis yang ada. Di Suriah, misalnya, kami menggunakan diplomasi yang efektif di Astana dan Jenewa untuk mengakhiri perang berkepanjangan yang telah menyebabkan penderitaan luar biasa,” ujar Cavusoglu.
Menlu juga mengatakan mitra-mitra Turki di SICA telah berurusan dengan krisis pengungsi sebagai negara-negara tujuan atau transit pengungsi.
“Kami juga meluncurkan operasi untuk membersihkan area seluas 4.000 kilometer persegi dari teroris Daesh dan YPG / PKK, sehingga ratusan ribu warga Suriah bisa pulang ke negara mereka,” tambahnya.
Dalam konferensi pers bersama rekan sejawatnya dari Guatemala, Sandra Jovel, dan Sekretaris Jenderal SICA Vinicio Cerezo, Cavusoglu menyatakan tekad Turki untuk melanjutkan hubungan yang erat dengan SICA dan mendukung kegiatannya.
Menurut dia, Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA) akan menambah proyek di wilayah tersebut dan Ankara ingin menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan SICA atau memiliki perjanjian bilateral dengan tiap-tiap anggota.
[adinserter name=”Block 1″]
Jovel mengatakan Turki adalah kekuatan regional dan partisipasinya dalam SICA sebagai pengamat pada 2015 merupakan langkah besar.
Dia menekankan pentingnya anggota SICA untuk melanjutkan kerja sama dengan Turki dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan industri energi.
Cerezo mengatakan Turki dan SICA memiliki banyak persamaan dan Ankara adalah jembatan antara Eropa dan Asia. [Anadolu Agency]
