TURKINESIA.NET – MARDIN. Awal Januari seorang pendeta ditahan atas tuduhan terkait terorisme. Dia diduga membantu dan bersekongkol bersama teroris PKK dengan menyediakan tempat perlindungan kepada mereka di biara di provinsi Mardin, tenggara Turki.
Sefer Bileçen, pendeta dari biara Mor Gabriel, biara Ortodoks Syria tertua yang masih aktif di dunia, ditahan pada hari Kamis bersama dengan 12 tersangka lainnya. Sementara interogasi terhadap delapan tersangka masih berlangsung, empat tersangka, termasuk Bileçen, telah dirujuk ke pengadilan setelah diinterogasi. Pada akhirnya, Bileçen ditangkap, sementara tiga lainnya dibebaskan dengan jaminan.
Informasi yang dirilis pada hari Senin menyatakan salah satu kejahatan yang dituduhkan kepada Bileçen adalah membiarkan teroris PKK bersembunyi di biara.
Menurut arsip investigasi yang disiapkan oleh Kepala Kantor Penuntut Umum Mardin, dua anggota dari kelompok teroris “mountains cadres” yang bersembunyi di biara pada 30 September 2018 ditemukan melalui pengintaian drone.
Pasukan keamanan memantau pergerakan teroris selama dua hari, setelah mencurigai para teroris bisa melarikan diri ke daerah pedesaan, mereka akhirnya memutuskan untuk melancarkan operasi penyergapan.
Menurut penyelidikan, seorang teroris senior diidentifikasi sebagai E.K. – seorang anggota dewan eksekutif tripartit PKK yang menggunakan nama sandi “Medya” – terbunuh selama operasi tersebut. E.K. adalah anggota aktif kelompok teroris sejak 1992 dan ikut serta dalam berbagai serangan teroris.
Setahun setelah insiden itu, pada 11 September 2019, seorang teroris bernama sandi “Rojhat” menyerah kepada pasukan keamanan di Gerbang Bea Cukai Habur menuju Irak dan mengaku bersembunyi di biara Mor Gabriel.
“Kadang-kadang kami pergi ke biara ini untuk kebutuhan dasar kami, meskipun mengenakan pakaian tradisional dan bersenjata. Pertama kali saya datang ke biara ini adalah pada musim panas 2016, bersama dengan seorang anggota PKK yang bernama kode ‘Zafer.’ Dia memberi tahu saya bahwa dia mengenal pastor dan bahwa pastor itu menyediakan kebutuhan dasar. Setiap kali kami datang ke biara ini, pastor memberi kami air dan makanan. Kelompok teroris memercayai orang ini,” demikian pengakuan teroris yang menyerah tersebut. Dia menambahkan bahwa terakhir kali dirinya melihat pendeta itu kembali pada tahun 2018.
Teroris lain yang menyerah dengan inisial M.K., dengan nama sandi “Diyar,” juga menegaskan dukungan pendeta itu kepada kelompok teroris serta kepercayaan PKK terhadapnya melalui kesaksiannya yang diambil oleh pihak keamanan Turki pada 24 Desember 2019.
Setelah pengakuan teroris dan pengintaian, Bileçen ditangkap melalui sebuah operasi di biara bersama dengan Joseph Yar, kepala desa setempat (mukhtar) di desa Üçköy yang berdekatan. Kepala desa tersebut akhirnya dibebaskan kembali.
- Baca juga: Pejabat HDP di Turki kepergok membantu teroris PKK
- Baca juga: PM Irak-Kurdi: Kami menentang kehadiran teroris PKK di Irak
- Baca juga: Ribuan Warga Turki turun ke jalan kutuk kebrutalan teroris PKK
- Baca juga: Turki kecam Washington Post karena terbitkan propaganda teroris PKK
Angkatan Bersenjata Turki (TSK) telah melenyapkan 1.789 teroris dalam operasi militer pada tahun 2019. Sebagai bagian dari perjuangan Turki melawan terorisme, militer secara teratur melakukan operasi internal dan lintas-perbatasan, menargetkan para teroris serta peralatan, senjata, gua, tempat berlindung, dan persembunyian.
Pasukan keamanan Turki telah memfokuskan operasi kontraterorisme mereka di provinsi Turki timur dan tenggara, di mana PKK telah berusaha untuk membangun eksistensi dan pangkalan yang kuat. Berkat operasi ini, banyak teroris sejak itu menyerah kepada pasukan keamanan Turki. Jumlah teroris yang menyerah kepada pasukan mencapai delapan di minggu pertama 2020, menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri pada hari Jumat.
Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan UE, bertanggung jawab atas kematian sekitar 40.000 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Sumber: Daily Sabah
disini bantu OPM