TURKINESIA.NET – ANKARA. Pembicaraan putaran kedua antara Turki dan Rusia tetap tidak meyakinkan setelah para pejabat Turki mengatakan mereka tidak puas dengan proposal Rusia atas Idlib Suriah barat laut.
Pembicaraan itu dipicu oleh eskalasi baru-baru ini di Idlib di mana pasukan Bashar Assad membunuh 13 tentara Turki.
Turki mengecam kebijakan Rusia yang ingin mengambil alih wilayah Idlib tetapi tidak peduli dengan penduduknya.
PBB baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa setidaknya 1.700 warga sipil tewas dan hampir 900.000 orang terlantar dari zona de-eskalasi Idlib dalam sembilan bulan kekerasan yang dilakukan oleh Rusia dan rezim Assad.
Selama dua hari pembicaraan tertutup di Moskow, delegasi Rusia yang dipimpin oleh utusan kepresidenan untuk Suriah, Sergey Vershinin, dan delegasi Turki yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Önal, mencoba mencari solusi atas kekerasan terbaru di zona de-eskalasi Idlib.
Pihak Rusia mengusulkan peta yang memindahkan kesepakatan Sochi berbatasan dengan utara jalan raya M4 dan M5 yang strategis. Peta yang menempatkan 60% Idlib di bawah kendali rezim dan menggambarkan relokasi pos pengamatan Turki ke utara, ditolak oleh delegasi Turki.
Klaim delegasi Rusia bahwa pangkalan udara Hmeimim sedang diserang, juga ditolak oleh delegasi Turki yang menunjukkan bahwa Hmeimim berada di barat daya Idlib sementara serangan rezim terjadi di tenggara Idlib yang merupakan celah lebar antara kedua titik.
Turki bertekad untuk tidak membatalkan kesepakatan Sochi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengakhiri agresi rezim Assad.
Turki yang tidak bertujuan untuk mendapatkan wilayah tetapi untuk mengakhiri bencana kemanusiaan dan arus pengungsi tidak akan membuat perubahan pada pos pengamatannya di Idlib.
Sekarang, semua mata tertuju pada putaran ketiga pembicaraan yang dijadwalkan berlangsung di Ankara minggu depan. Laporan mengatakan presiden kedua negara dapat bertemu jika tidak ada hasil dari perundingan putaran ketiga.
Sumber: Daily Sabah
