TURKINESIA.NET – Setelah menghadiri pertemuan puncak negara berkembang (BRICS) di Johannesburg, Afrika Selatan, Presiden Recep Tayyip Erdoğan melakukan kunjungan resmi ke Zambia pada hari Sabtu (28/07).
Ditemani oleh Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu, Menteri Keuangan Berat Albayrak, Menteri Pertahanan Nasional Hulusi Akar dan Menteri Perdagangan Ruhsar Pekcan, Presiden Erdoğan bertemu dengan rekannya dari Zambia, Edgar Lungu di ibukota Lusaka.
Dalam kunjungan tersebut, Turki dan Zambia telah menandatangani 12 perjanjian yang meliputi pertanian, peternakan, perikanan, pariwisata serta investasi, olahraga dan diplomasi.
Erdoğan dan Presiden Zambia Edgar Lungu menghadiri upacara penandatanganan setelah pembicaraan tingkat delegasi antara mereka.
Berbicara kepada wartawan di sela-sela pertemuan, Erdogan mengatakan perjanjian itu penting, terutama untuk “memperkuat hubungan kami.” Presiden juga menyerukan untuk mengorganisasikan komisi ekonomi gabungan “segera.”
Perusahaan Turki memiliki pengalaman dan prestise di tingkat internasional dalam pekerjaan kontrak utama seperti pembangkit listrik, bendungan, infrastruktur, jalan dan perumahan.
“Saya yakin bahwa dengan menghadiri tender di Zambia, mereka akan sukses dan berkontribusi pada peningkatan standar di bidang ini,” tambahnya.
Presiden Erdogan juga mengatakan dia telah menerima informasi dari İlker Aycı, Kepala maskapai penerbangan nasional Turkish Airlines (THY), bahwa maskapai penerbangan tersebut dapat memulai penerbangan ke Zambia pada Desember, menambahkan bahwa penerbangan akan memberikan kontribusi positif bagi pariwisata Zambia.
Di sisi lain, Presiden Zambia Lungu memuji perkembangan ekonomi Turki dan dapat menjadi contoh bagi negaranya sendiri.
“Kami ingin mencapai target tahun 2030 dengan inspirasi yang kami dapatkan dari Turki,” kata Lungu pada pertemuan antar-delegasi setelah pembicaraan dengan Erdoğan.
Lungu mengatakan dia berharap kunjungan itu akan meningkatkan hubungan bilateral, menambahkan bahwa penting untuk memiliki perwakilan sektor swasta dan pengusaha dalam delegasi.
Dia berterima kasih kepada Turki atas dukungannya di sektor kesehatan, pariwisata dan media. Dia mengatakan, menteri kesehatan Zambia akan segera mengunjungi Turki.
Lungu berbicara dengan Presiden Erdoğan tentang pembangkit listrik, dia berkata, “Kami mengharapkan dukungan dari perusahaan Turki dalam pasokan listrik.”
Presiden Zambia tersebut juga menginformasikan kepada media bahwa negara tersebut mencari dukungan keuangan dari Turki untuk pembayaran 3 miliar USD Eurobond. Sebuah perusahaan Turki bersedia menandatangani perjanjian tentang pembayaran kembali.
Selain itu, Lungu berkata, “Kami menyediakan kemudahan bagi para pengusaha Turki, terutama di bidang konstruksi.”
Dia memuji proyek perumahan umum negara. Lungu mengatakan ia ingin penerbangan langsung dari Turkish Airlines, dan mengingatkan bahwa bandara di Zambia telah diperbarui dan dimodernisasi.
Penerbangan langsung akan meningkatkan perdagangan, serta meningkatkan ikatan sosial dan budaya antara kedua negara, menurut pemimpin Zambia.
“Turki menunjukkan minat yang besar terhadap pertanian dan proyek peternakan. Kami memiliki satu juta hektar lahan yang memenuhi syarat untuk berbagai kegiatan pertanian, termasuk peternakan dan perikanan, di 10 provinsi,” kata Lungu.
Sebelum kunjungannya, Presiden Erdoğan terlebih dahulu menghadiri KTT BRICS ke-10 pada 25-27 Juli.
Sebagai ketua dari Organisasi Kerjasama Islam (OIC), Turki diundang ke KTT ke-10 negara-negara BRICS yang diadakan di ibukota Johannesburg, Afrika Selatan.
Keikutsertaan Presiden Erdoğan dalam KTT BRICS merupakan hubungan resmi tingkat tinggi pertama antara BRICS dan Turki.
Di sela-sela KTT, Erdogan mengatakan bahwa Turki melihat KTT BRICS sebagai peluang untuk mengembangkan kerjasama antara kedua belah pihak. Turki ingin bekerja dengan negara-negara BRICS terutama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi dan pembangunan.
Kelompok BRICS – terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan – didirikan pada 2006 untuk meningkatkan kerja sama antara negara-negara anggota dan juga negara-negara berkembang lainnya. Kelima negara ini adalah anggota G20, bersama dengan Turki.