
TURKINESIA.NET – ADANA. Tahun 2019 adalah salah satu tahun terburuk bagi Fatima Nahas yang tinggal di Suriah yang dilanda perang. Di tahun kedelapan peperangan yang mengubah kehidupan jutaan orang di negara itu, penderitaan juga menghampirinya.
Nahas sedang berada di kamar mandi ketika sebuah bom barel dijatuhkan oleh pasukan rezim Assad menghantam pertanian keluarganya di pedesaan Aleppo. Saat bom jatuh meledak dan terbakar, meninggalkan tubuh wanita berusia 35 tahun itu dalam bekas luka dan mengganggu penglihatannya.
Nahas dan suaminya Mazen berangkat ke Turki untuk menjalani operasi untuk memulihkan penglihatannya dan terpaksa meninggalkan kedua putra mereka.
Nahas menjalani 12 operasi untuk matanya dan lebih dari 20 operasi lainnya untuk bekas luka di wajah dan tubuhnya. Satu-satunya kontaknya dengan Muhammad Fateh dan Zakaria adalah melalui aplikasi obrolan video. Akhirnya, pada 8 Januari, keluarga mengatur perjalanan bagi mereka ke perbatasan Cilvegözü antara Turki dan Suriah. Setelah reuni emosional, seluruh keluarga sekarang menetap di Adana Turki.
Mazen mengatakan dia merasa “hidup” lagi setelah bersatu kembali dengan putranya. “Semua orang di sini sangat baik kepada kami. Semoga Allah memberkati mereka. Kami tidak pernah merasa seperti berada di negara lain. Dokter istri saya melihatnya seperti putrinya sendiri dan berjanji akan menyembuhkannya. Mereka selalu menjaga semangat kami tetap tinggi,” katanya.
Sumber: Daily Sabah
Telegram: t.me/TurkinesiaNet
Subscribe
0 Comments