Turkinesia.net – Ebru Özkan, seorang warga Turki yang ditangkap oleh Israel pada 11 Juni, akan menjalani persidangan di pengadilan militer Israel pada hari Selasa.
Özkan ditahan di Bandara Ben Gurion di Tel Aviv atas tuduhan “mengancam keamanan Israel dan memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok teroris” setelah berkunjung ke Yerusalem.
Sejak itu, para pejabat Israel telah memperpanjang penahanannya dua kali, sehingga Özkan menghabiskan lebih dari tiga minggu dalam tahanan.
Menurut pengacara Özkan, Omar Khamaysa, pejabat dari konsulat Turki di Tel Aviv akan menghadiri persidangan.
Berbicara kepada Anadolu Agency, ibu Ebru, Ayten Özkan, membantah tuduhan Israel, menyebut persidangan itu “tidak adil.” Dia mengatakan ini bukan kunjungan pertama putrinya ke Yerusalem dan bahwa dia mencintai kota dan penduduk di sana.
Menurut sang ibu, para pejabat Israel tidak mengizinkan Ebru Özkan untuk berbicara dengan orang tuanya di telepon sepanjang waktu di tahanan.
Aktivis dari beberapa LSM melancarkan protes di distrik Taksim Istanbul pada hari Minggu untuk mendukung Özkan. Para pengunjuk rasa menyerukan Israel untuk membebaskan Özkan sesegera mungkin dan meminta maaf secara resmi kepadanya.
Tidak hanya Özkan warga Turki pertama yang baru-baru ini ditahan oleh pihak berwenang Israel. Pada bulan Januari, Osman Hazir, seorang warga Turki berusia 46 tahun, ditangkap karena berselfie di Masjid Al-Aqsa Yerusalem Timur sambil memegang bendera Turki.
Dan Desember lalu, Israel menangkap dua orang Turki lainnya – Abdullah Kızılırmak dan Mehmet Gargılı – setelah keduanya bertengkar dengan polisi Israel yang telah mencoba menghalangi mereka memasuki situs suci flashpoint.
Pada bulan yang sama, Adem Koç, seorang warga Turki lainnya, ditangkap di dalam kompleks Masjid Al-Aqsha karena diduga “mengganggu perdamaian dan ikut serta dalam demonstrasi ilegal.”
Kızılırmak, Gargılı dan Koç semuanya kemudian dibebaskan dengan jaminan.
