Friday, March 29, 2024
InternasionalTimur Tengah

Erdogan: AS mulai tarik pasukannya dari utara Suriah

TURKINESIA.NET – ANKARA. Amerika Serikat (AS) mulai menarik pasukannya dari utara Suriah, ungkap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin [07/10] sebelum bertolak ke Serbia untuk melakukan kunjungan selama dua hari.

“Setelah kami berbicara kemarin [Minggu] malam, kini proses penarikan pasukan AS sudah dimulai, seperti yang dikatakan oleh Presiden [Donald Trump],” ungkap Erdogan kepada wartawan di Bandara Internasional Esenboga.

Erdogan menambahkan pihaknya akan berjumpa dengan Trump guna membahas hubungan bilateral dan perkembangan regional pada awal pertengahan bulan depan.

Presiden Turki Erdogan pada percakapan via telepon Minggu kemarin sepakat untuk bertemu dengan Presiden AS itu di Washington pada November mendatang.

Dalam percakapan telepon itu, Erdogan dan Trump bertukar pikiran soal isu bilateral serta zona aman di timur Sungai Eufrat, utara Suriah, menurut pernyataan Direktorat Komunikasi Turki pada hari Minggu.

“Kami tak akan lagi menerima ancaman organisasi teroris terhadap negara kami,” tukas Erdogan.

AS pada Minggu mengatakan tidak akan memberikan bantuan atau terlibat dalam operasi yang direncanakan Turki di sebelah timur Sungai Eufrat, Suriah utara.

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan Turki akan segera melakukan operasi yang telah direncanakan ke Suriah utara.

Turki telah lama mengecam ancaman teroris di sebelah timur Eufrat di Suriah utara dan berjanji akan melakukan aksi militer untuk mencegah pembentukan koridor teroris di sana.

[adinserter name=”Block 1″]

Sejak 2016, operasi Perisai Eufrat dan Ranting Zaitun Turki di barat laut Suriah telah membebaskan wilayah tersebut dari teroris YPG/PKK dan Daesh, memungkinkan warga yang melarikan diri dari kekerasan untuk kembali ke rumah.

“Turki sekarang akan bertanggung jawab untuk semua pejuang ISIS [Daesh] di daerah yang dikepung selama dua tahun terakhir setelah kekalahan ‘Kekhalifahan’ teritorial oleh Amerika Serikat,” tambah pernyataan itu.

Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK – yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa – bertanggung jawab atas kematian sekitar 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi.

Sumber: Anadolu Agency Indonesia

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d