TURKINESIA.NET – ANKARA. Juru bicara Presiden Turki pada 22 Agustus mengatakan, pernyataan oleh Penasihat Keamanan Nasional AS mengenai situasi ekonomi Turki merupakan bukti bahwa pemerintah AS menargetkan Ankara sebagai bagian dari perang ekonomi.

Dalam pernyataan tertulis untuk menanggapi wawancara John Bolton dengan Reuters, Jubir Erdogan, İbrahim Kalın, mengatakan kebijakan terbaru pemerintahan AS bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai fundamental dari aliansi NATO.

Turki dan Amerika Serikat terlibat dalam perselisihan mendalam yang terfokus pada seorang pendeta AS, Andrew Brunson. Pendeta tersebut diadili atas tuduhan terorisme di Turki. Kasus tersebut telah memicu jatuhnya nilai lira.

Bolton mengatakan selama kunjungan ke Israel, ia skeptis tentang janji dukungan investasi sebesar 15 miliar USD untuk Turki oleh Emir Qatar, yang “sama sekali tidak cukup untuk berdampak pada ekonomi Turki”.

“Pernyataannya adalah bukti bahwa pemerintahan Trump menargetkan sekutu NATO sebagai bagian dari perang ekonomi,” kata Kalın.

“Administrasi Trump telah… menetapkan bahwa mereka bermaksud untuk menggunakan perdagangan, tarif dan sanksi untuk memulai perang perdagangan global,” katanya, menunjuk pada sengketa serupa dengan Meksiko, Kanada, Eropa dan Cina.

“Turki tidak memiliki niat memulai perang ekonomi dengan pihak manapun. Namun, tidak dapat diharapkan untuk tetap diam dalam menghadapi serangan terhadap ekonomi dan peradilannya,” katanya.

Ketika hubungan memburuk, Trump melipatgandakan tarif impor logam dari Turki, yang mendorong Ankara menaikkan tarif pada impor mobil, alkohol dan tembakau AS dengan jumlah yang sama.

Ankara telah mulai membawa sengketa tarif tersebut ke WTO.

“Kebijakan terbaru pemerintahan AS bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai fundamental dari aliansi NATO,” tambahnya. [HDN]