Monday, May 13, 2024
Tokoh

Obituari Syaikh Abdul Majid Az-Zindani

Syaikh Abdul Majid Az-Zindani
Syaikh Abdul Majid Az-Zindani
Wafat 13 Syawal 1445 H di Turki
Bismillah was sholatu was salamu ‘ala Rasulillahi Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du:

– Sekian lama mengikuti geger di Yaman, yang saat ini dikuasai oleh kelompok Syiah Houtsi, ada nama yang terlewat. Ya Syaikh Abdul Majid Az-Zindani. Di mana beliau? Ke mana beliau? Bagaimana nasibnya?
– Belum lama lalu beredar broadcast, beliau sedang dirawat di sebuah RS di Turki. Bertahun tahun lamanya tak ada berita, ternyata beliau sakit. Dan pada Senin, 22 April 2024, bersamaan dengan keputusan MK, beliau wafat di Turki. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’uun.
– Syaikh Abdul Majid Az-Zindani adalah tokoh besar Al-Ikhwan di Yaman, veteran perang Afghanistan. Beliau terkenal dengan Universitas Al-Iman di Sana’a, ibukota Yaman. Juga terkenal dengan kajian I’jazul Qur’an (keajaiban Al-Quran menurut sains modern).
– Dalam pergolakan politik di Yaman, sehingga akhirnya tampuk kepemimpinan politik dikuasai oleh kelompok Syiah Houtsi, beliau dan pendukungnya (barisan Al-Ikhwan) termasuk musuh besarnya Syiah Houtsi. Ada 3 lawan utama Houtsi dari kalangan Islam, yaitu Sunni Tasawuf di Hadramaut, Al-Qaidah Yaman, dan Al-Ikhwan (kelompok Syaikh Az-Zindani dan pendukung).
– Seharusnya Houtsi tidak boleh menguasai ibukota Sanaá, tetapi cukup berkonsentrasi di Yaman Selatan saja (termasuk Dammaj di dalamnya). Dengan dia menguasai Sana’a, maka seolah dia telah menguasai negeri Yaman. Padahal di daerah-daerah masih banyak yang dikuasai kelompok non Houtsi.
– Keberhasilan Houtsi menguasai ibukota Sana’a, adalah karena pertolongan kelompok terguling, mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. Mereka ini yang membuka pintu bagi Houtsi untuk masuk ke Sana’a, bahkan nantinya menguasai komplek Universitas Al-Iman, yang merupakan basis kelompok Syaikh Az-Zindani.
– Menariknya, Perdana Menteri Yaman, Abdul Hadi, setelah partainya terdesak, buru-buru pindah ke Saudi, mencari suaka politik. Dan sampai saat ini masih berada di Saudi, sambil menanti keajaiban politik.

– Syaikh Az-Zindani pun setelah keluar dari Yaman, juga menuju Saudi. Beliau berharap bisa mengkonsolidasikan kekuatan Al-Ikhwan Yaman di sana (mungkin seperti langkah Haeres ketika mencari suaka ke Saudi). Tetapi sayangnya, beliau mendapat perlakuan tahanan rumah oleh rezim Saudi.

– Sangat wajar bila setelah itu Syaikh besar pemimpin kaum haraki ini, tidak terdengar suaranya. Beliau seolah “hilang di telan bumi”. Dalam berbagai kenyataan krisis yang berlaku di Yaman, nama beliau tidak muncul. Apa mungkin karena rezim Saudi telah menetapkan Al-Ikhwan sebagai teroris, sehingga beliau pun terkena akibat kebijakan semacam itu? Wallahu A’lam.

– Hampir 10 tahunan kami menanti berita nasib Syaikh besar ini. Bila mau mencari, ke mana? Bila harus bertanya, ke siapa? Nyaris tidak ada informasi sedikit pun.
– Baru pekan lalu beredar berita, permintaan doa, karena Syaikh sedang dirawat di Turki. Dan di awal pekan ini, hari Senin, beliau wafat kembali ke hadirat Allah Ar-Rahiim.
– Semoga Allah Ta’ala mengampuni beliau, merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas, memaafkan kesalahan-kesalahannya, menerima segala amal perjuangannya di jalan Islam dan kebajikan, menguatkan keluarga, kerabat, pendukungnya, serta membukakan pintu-pintu surga baginya. Amiin ya Rabbal ‘alamiin.
– Beliau seorang ‘alim, seorang akademisi ilmu Islam, seorang Imam Haraki, sekaligus seorang Mujahid Fii Sabilillah, yarhamullah fihi rohmatan wasi’atan.
– Ketika menyadari posisinya terjepit di Saudi, beliau meminta rezim Saudi membolehkan dirinya bergabung dengan keluarganya yang sudah ada di Turki. Tetapi tidak diizinkan. Mungkin beliau baru diizinkan ketika kondisi kesehatannya semakin kritis, sehingga akhirnya wafat di Turki. (Teringat kasus HRS, yang sudah berada di Saudi dan dipersulit kembali ke Tanah Air).
– Aneh betul, seorang tokoh kunci Yaman, pemersatu kelompok-kelompok Islam di Yaman, sangat ditakuti oleh Houtsi, malah dikenakan sanksi tahanan rumah oleh Saudi. Padahal secara formal, Saudi sedang berperang melawan Houtsi.
– ‘Ala kulli hal, mutiara tetap mutiara… di mana pun ia berada, tetap memancarkan kilau cahaya. Beliau tetap seorang ‘alim, seorang tokoh haraki, seorang pejuang Ummat, meskipun Al-Ikhwan digempur di mana-mana. Beliau pemimpin besar, meskipun kaum kufar, musyrikin, sekuler, perusak di muka bumi, dan konco-konconya…tidak menyukai.
Para musuh Syariat akan terus menyusuri jalan nafsunya
Begitu pun sosok pejuang pembela Ummat, akan terus mengukir sejarahnya
Inna insya Allah bikum laahiquun…
Al-faqir, yang kehilangan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d