TURKINESIA.NET – ANKARA. Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengkritik dengan keras resolusi gencatan senjata PBB untuk timur Ghouta, Suriah, di tengah serangan yang tak henti-hentinya oleh rezim Assad, yang masih menargetkan warga sipil dan mengakibatkan sejumlah korban.
“Insiden baru-baru ini di Ghouta timur sulit diterima, mereka tidak berperikemanusiaan,” kata Erdoğan kepada anggota parlemen Partai Keadilan dan Pembangunan (DPR) di parlemen pada hari Selasa.
“Resolusi yang tidak berefek apa-apa tidak ada artinya bagi kemanusiaan,” kata Erdoğan, mengacu pada resolusi gencatan senjata 30 hari yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB pada 24 Februari.
Presiden Erdogan menuduh DK PBB “menipu umat manusia,” mengatakan bahwa majelis dunia tersebut hanya melewati resolusi tersebut untuk menipu dunia bahwa mereka benar-benar melakukan tindakan melawan kejahatan yang dilakukan terhadap warga sipil.
Sebelumnya, Erdoğan telah mengkritik struktur Dewan Keamanan dari lima anggota tetap, dengan alasan: “Dunia lebih besar dari lima anggota” (yang memiliki hak veto).
Meskipun adanya resolusi tersebut, sekitar 756 orang telah terbunuh dalam serangan rezim di Ghouta timur yang terkepung dalam dua minggu terakhir, menurut relawan sipil White Helmet.
Ghouta Timur, sebuah kota pinggiran Damaskus yang menampung sekitar 400.000 orang, telah dikepung selama lima tahun terakhir.
Dalam delapan bulan terakhir, pasukan rezim Assad telah mengintensifkan pengepungan daerah kantong mereka, sehingga hampir tidak mungkin bagi makanan atau obat-obatan mencapai ribuan warga sipil yang membutuhkan. [Daily Sabah]
