Drone tempur Turki Bayraktar Akinci adalah Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV) high-altitude long-endurance (HALE) produksi perusahaan pertahanan Baykar.

Sebagai Kendaraan Udara Tempur Tak Berawak, Bayraktar Akinci merupakan drone tempur berkemampuan terbang tinggi dengan daya tahan lama.

Baykar Defense, perusahaan pertahanan asal Turki mengembangkan Bayraktar Akinci berdasarkan kesuksesan membangun drone tempur Bayraktar Tactical Block-II atau Bayraktar TB-II.

Dikutip dari laman Bulgarian Military, Jumat (21/7/2023), Bayraktar Akinci dirancang sebagai drone serang yang mampu beroperasi di udara selama 24 jam pada ketinggian 40.000 kaki (12.192 meter) dan membawa 1.500 kilogram muatan.

Bayraktar Akinci merupakan pesawat tak berawak berteknologi tinggi telah dirancang untuk melakukan berbagai operasi yang mendukung jet tempur.

Drone serang ini dilengkapi dengan sistem komunikasi satelit ganda, radar udara-ke-udara, sistem pendukung elektronik, radar penghindaran tabrakan dan radar aperture sintetis.

Baykar meluncurkan drone serang Akinci di TEKNOFEST Istanbul Aviation, Space and Technology Festival pada September 2019.

Uji mesin pertama kendaraan dilakukan pada September 2019, sedangkan penerbangan perdananya selesai pada Desember 2019.

Tiga unit pertama drone tempur Bayraktar Akinci mulai beroperasi sebagai bagian dari Angkatan Bersenjata Turki pada 29 Agustus 2021.

Drone tempur ini memiliki berat angkat maksimum (MTOW) 5,5 ton dengan muatan 1.350+ kg.

Drone serang Bayraktar Akinci dilengkapi dua mesin turboprop buatan Ukraina Ivchenko Progress AI-450C dengan kapasitas dorong yang berbeda, 450 atau 750 tenaga kuda.

Akinci dilengkapi Electronic Support and Countermeasure Systems, dua sistem komunikasi satelit, radar udara-ke-udara, dan radar penghindaran tabrakan.

Drone Bayraktar Akinci dibangun untuk bisa lepas landas dan mendarat dari landasan pacu, kemudian terbang dengan kecepatan 150 knot (277 km/jam) hingga 195 knot (361 km/jam).

Drone ini dapat dipersenjatai dengan amunisi dipandu laser cerdas, rudal, dan amunisi anti-pesawat jarak jauh.

Sumber: Sindonews