Saturday, July 27, 2024
Bilateral

Terkait pendeta mata-mata AS yang ditangkap, Kemenlu Turki: Tidak ada yang bisa mengancam kami

TURKINESIA.NET – ANKARA. Kementerian Luar Negeri Turki mengecam pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan menjatuhkankan sanksi ekonomi kepada Turki jika tidak membebaskan pendeta Andrew Brunson.

Kemenlu Turki menyatakan bahwa penggunaan bahasa mengancam oleh pemerintah AS tidak dapat diterima. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Hami Aksoy mengatakan: “Turki adalah negara berdaulat dengan tradisi demokrasi yang mengakar kuat dan tatanan politik yang menjunjung tinggi supremasi hukum. Tidak ada yang bisa memberi perintah kepada Turki dan mengancam negara kami. Retorika ancaman terhadap Turki tidak dapat diterima.”

Aksoy mengatakan Turki telah melakukan “lebih dari cukup” dan menunjukkan kehendak politik mengenai masalah ini.

Andrew Craig Brunson, seorang pastor di North Carolina, dituduh memiliki hubungan dengan kelompok teroris FETÖ dan juga kelompok teroris PKK, bersama dengan spionase politik. Pengadilan di Izmir telah memerintahkan agar statusnya diringankan menjadi tahanan rumah dengan alasan masalah kesehatan Brunson.

Dia juga akan dipantau dengan monitor pergelangan kaki dan dilarang meninggalkan Turki. Dia dijadwalkan untuk hadir ke pengadilan pada bulan Oktober untuk sidang ketiga setelah pengadilan menolak banding untuk pembebasannya pada sidang 18 Juli.

Trump menulis di Twitternya pada hari Kamis (27/07) bahwa Amerika Serikat “akan menjatuhkan sanksi besar” pada Turki atas penahanan lanjutan Brunson.

Pernyataan Trump tersebut muncul tidak lama setelah pidato keras oleh Wakil Presiden Mike Pence di mana dia memperingatkan sanksi akan berlaku jika Turki tidak mengambil “tindakan segera” untuk membebaskan pendeta yang ditangkap pada tahun 2016.

“Bebaskan pendeta Andrew Brunson sekarang atau bersiaplah menghadapi konsekuensinya,” kata Pence, sambil berbicara kepada Presiden Recep Tayyip Erdoğan dan pemerintah Turki secara langsung, menyebut tahanan itu “orang yang tidak bersalah – tidak ada bukti yang kredibel terhadapnya.”

“Mengenai kasus Brunson, informasi yang diperlukan telah diberikan kepada rekan AS kami di berbagai kesempatan dan telah jelas menyatakan bahwa masalah ini benar-benar dalam kompetensi pengadilan Turki yang independen,” kata Aksoy.

Menteri Luar Negeri Turki menanggapi ancaman dengan mengatakan bahwa Turki diperintah oleh aturan hukum. “Kami tidak akan pernah mentoleransi ancaman dari siapa pun,” kata Mevlüt Çavuşoğlu di Twitter. Dia kemudian mengadakan panggilan telepon dengan mitra AS Pompeo mengenai masalah ini.

Juru Bicara Presiden Ibrahim Kalın juga memperingatkan Washington atas bahasanya yang mengancam dan mengatakan pemerintah AS tidak akan “mencapai hasil yang diinginkan dengan mengancam Turki atas masalah yang berada di dalam yurisdiksi peradilan independen negara kami.”

Juru Bicara tersebut juga mengkritik AS karena tidak mengambil langkah apa pun terhadap Kelompok Teror Gulen (FETÖ).

Kalın mendesak AS untuk mempertimbangkan kembali pendekatannya dan mengadopsi posisi yang konstruktif sebelum menimbulkan kerusakan lebih lanjut terhadap kepentingan dan aliansinya sendiri dengan Turki.

“Pemerintah AS, yang tidak mengambil langkah apa pun terhadap kelompok teroris FETÖ hingga hari ini, harus memahami bahwa itu tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan dengan mengancam Turki atas masalah yang berada di dalam yurisdiksi peradilan independen negara kami,” katanya.

Wakil Presiden Fuat Oktay juga mengomentari masalah ini, mengatakan Turki tidak akan tunduk pada “ancaman murahan” dan AS harus menghormati sistem peradilan Turki yang independen.

Para saksi dalam kasus tersebut mengklaim Brunson telah menampung pendukung PKK di gerejanya dan mengoordinasikan pengiriman senjata AS ke sebuah kelompok yang berafiliasi dengan PKK di Suriah. Dakwaan terhadap Brunson juga mengatakan dia memiliki kontak dengan Bekir Baz, seorang anggota senior FETÖ berstatus buronan yang bertanggung jawab atas jaringan kelompok di İzmir. Jaksa Turki mengatakan Brunson menggunakan kedoknya sebagai seorang pendeta untuk melakukan kejahatan untuk kelompok teroris dan tindakan terkoordinasi dengan mereka. Selain Baz, Brunson juga menghubungi Murat Safa, seorang warga Turki yang merupakan “pembantu” Baz dalam FETÖ dan Taner Kılıç, seorang pria lain terkait dengan FETO yang sedang berusaha untuk menjadi anggota kelompok teroris. Dakwaan itu juga termasuk pesan teks oleh Brunson kepada tentara AS yang tidak dikenal. Brunson mengatakan dalam pesan bahwa mereka akan “menang pada akhirnya” ketika berbicara tentang upaya kudeta 15 Juli.

Kasus Brunson telah menjadi masalah cukup rumit antara Washington dan Ankara. Washinton telah meminta Ankara untuk membebaskannya, mengabaikan fakta peradilan independen dari administrasi politik. Dalam sebuah tweet setelah sidang pekan lalu, Presiden AS Donald Trump telah mengklaim bahwa Brunson telah “disandera” dan mendesak Erdogan “melakukan sesuatu untuk membebaskan suami dan ayah penganut Kristen yang luar biasa ini.”

Pendeta tersebut menghadapi 35 tahun penjara atas tuduhan spionase, melakukan kejahatan atas nama FETÖ dan PKK.

 

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x