Friday, April 19, 2024
Eropa

Turki sebut Rusia aneksasi wilayah Ukraina pelanggaran hukum internasional

Rusia aneksasi wilayah Ukraina

ANKARA – Pemerintah Turki mengkritik langkah Rusia menganeksasi empat wilayah Ukraina meski sudah melalui referendum. Ankara tetap memandang tindakan itu sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

Turki mengatakan, mereka tidak mengakui pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014. Sikap Ankara tetap sama merespons langkah Rusia menganeksasi Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

“Turki tidak mengakui pencaplokan Krimea oleh Rusia dalam referendum tidak sah pada tahun 2014 dan telah menekankan dukungan kuatnya terhadap integritas teritorial, kemerdekaan, serta kedaulatan Ukraina di setiap kesempatan,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Turki, Sabtu (1/10), dikutip laman Al Arabiya.

Turki menekankan, pencaplokan terbaru wilayah Ukraina oleh Rusia merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip hukum internasional yang mapan. “Kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap resolusi perang ini, yang tingkat keparahannya terus meningkat, berdasarkan perdamaian yang adil yang akan dicapai melalui negosiasi,” kata Kemenlu Turki.

Sejak Rusia dan Ukraina terlibat konflik pada 24 Februari lalu, Turki menjadi negara paling aktif yang berusaha memediasi kedua negara. Turki turut berperan atas tercapainya kesepakatan koridor gandum Laut Hitam yang diteken Moskow dan Kiev pada Juli lalu.

Empat wilayah Ukraina telah menandatangani perjanjian untuk bergabung dengan Rusia, Jumat lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin berterima kasih kepada rakyat Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia yang telah memilih keputusan tersebut dalam referendum yang digelar pada 23-27 September lalu.

“Dalam beberapa hari terakhir, orang-orang di Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia menganjurkan pemulihan persatuan bersejarah kita. Saya berterima kasih,” kata Putin dalam upacara pengesahan bergabungnya empat wilayah tersebut ke Rusia di Grand Kremlin Palace’s St. George’s Hall, dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.

Kata-kata Putin disambut riuh tepuk tangan hadirin. Acara tersebut dihadiri oleh anggota parlemen State Duma, senator, kepala daerah, serta delegasi atau perwakilan dari empat wilayah Ukraina yang bergabung dengan Rusia.

Pada 23 hingga 27 September lalu, Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Moskow mengklaim, sekitar 98 persen pemilih dalam referendum setuju untuk bergabung.

Ukraina dan sekutu Barat-nya menolak hasil referendum tersebut. Mereka menilai referendum itu telah diatur sedemikian rupa hasilnya oleh Moskow. Kendati ditolak dan ditentang, Rusia tetap melanjutkan rencananya untuk “merebut” keempat wilayah itu. Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia mewakili 15 persen dari luas wilayah Ukraina. Jika digabung, luasnya setara dengan luas Portugal.

Sumber: Republika

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] banyak analis, insiden tersebut menandai titik balik dalam hubungan energi Moskow-Eropa di tengah konflik Ukraina yang […]

binance帳戶創建
11 months ago

Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me. https://www.binance.com/zh-TC/register?ref=B4EPR6J0

20bet
7 months ago

Your article gave me a lot of inspiration, I hope you can explain your point of view in more detail, because I have some doubts, thank you.

error: Content is protected !!
3
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d