Friday, April 19, 2024
Teknologi

S-300 Rusia dipakai oleh 3 negara NATO

TURKINESIA.NET- ANKARA. AS terus menekan Turki atas pembelian rudal S-400 Rusia, meskipun negara-negara NATO lainnya sebelumnya telah membeli rudal S-300 generasi sebelumnya tanpa bertentangan dengan keanggotaan mereka dalam aliansi tersebut.

Ankara telah lama mengunggu jawaban Washington untuk membeli sistem pertahanan udara dari AS tanpa hasil. Akhirnya pada 2017 Ankara memutuskan untuk membeli S-400.

Sistem S-300, selesai pada tahun 1978, dirancang untuk bertahan terhadap serangan udara jarak pendek dan menengah dan dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling kuat di dunia.

Rusia menjual sistem S-300 ke 20 negara, termasuk negara-negara anggota NATO seperti Bulgaria, Yunani dan Slovakia.

Krisis Kardak di Laut Aegea yang pecah pada hari-hari terakhir 1995 dan mencapai puncaknya pada Januari 1996, menjadi titik balik dalam strategi pertahanan Yunani.

Gagal berdiri melawan Turki dalam mengklaim pulau Kardak, Yunani menyimpulkan bahwa penjualan senjata proporsional yang dilakukan AS ke kedua sisi Laut Aegea (yaitu, Yunani dan Turki) untuk mencapai keseimbangan antara kedua negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya.

Langkah pertama yang diambil Athena dalam hal ini pada tahun 1996 adalah menandatangani perjanjian dengan Rusia untuk pembelian sistem pertahanan udara S-300 untuk ditempatkan di tanah Siprus Yunani.

Rudal-rudal ini tidak dapat dikerahkan di Siprus selatan sebagai akibat dari tekanan Turki, tetapi pada tahun 1998 sistem tersebut dikerahkan di pulau Kreta Yunani, yang kepentingan strategisnya terus meningkat.

Yunani telah menandatangani perjanjian baru dengan Rusia pada 1999 dan 2004 untuk membeli TOR-M1 dan OSA AKM (SA-8B) sistem pertahanan udara menengah dan rendah.

Sistem pertahanan udara buatan Rusia ini saat ini merupakan bagian terpadu dari sistem pertahanan udara Yunani dan juga telah dikerahkan di Siprus Yunani.

[adinserter name=”Block 1″]

Kedua sistem rudal memiliki sistem radar yang akan menimbulkan bahaya bagi pasukan udara NATO.

S-300 awalnya dikembangkan untuk digunakan melawan pesawat, tetapi kemudian menjadi mampu bertahan melawan rudal balistik.

Sistem ini mampu secara simultan melacak 100 target pada radar, mengunci hingga enam target sekaligus dan dapat meluncurkan hingga 12 roket.

AS juga membeli sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia di masa lalu, kata New York Times pada 24 Desember 1994.

AS telah diam-diam membeli satu sistem S-300 untuk memeriksa sistem dan mengembangkan sistem Patriotnya sendiri, tambah laporan itu. [Yeni Safak]

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d