TURKINESIA.NET – WASHINGTON. Turki, Pakistan dan Malaysia akan berkolaborasi untuk meluncurkan saluran TV Islam guna mengatasi pandangan yang salah tentang Islam dan perlawanan terhadap Islamophobia.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah mengumumkan pada Rabu [25/09] bahwa ia akan bergandengan tangan dengan Turki dan Malaysia untuk meluncurkan saluran televisi Islam berbahasa Inggris.
Tujuan utama saluran TV tersebut adalah untuk menghadapi tantangan termasuk Islamofobia yang dihadapi oleh dunia Muslim.
Imran Khan yang berada di New York untuk berpartisipasi dalam sesi ke-74 Majelis Umum PBB, melalui Twitter pada Rabu malam menjelaskan pentingnya proyek usaha patungan tersebut.
“Presiden Erdogan, PM Mahatir dan saya mengadakan pertemuan hari ini di mana kami memutuskan ketiga negara kami akan bersama-sama memulai saluran bahasa Inggris yang didedikasikan untuk menghadapi tantangan Islamofobia dan memberikan gambaran benar tentang agama agung kita – Islam” kata Imran.
President Erdogan, PM Mahatir and myself had a meeting today in which we decided our 3 countries would jointly start an English language channel dedicated to confronting the challenges posed by Islamophobia and setting the record straight on our great religion – Islam.
— Imran Khan (@ImranKhanPTI) September 25, 2019
Dalam cuitan lain, ia mengatakan “Kesalahpahaman yang menyatukan orang-orang terhadap umat Islam akan diperbaiki; masalah penistaan akan dikontekstualisasikan dengan benar; serial & film akan diproduksi tentang sejarah Muslim untuk mendidik/menginformasikan bangsa kita sendiri dan dunia; Muslim akan dihadirkan dalam media yang berdedikasi.”
[adinserter name=”Block 1″]
Media Turki Anadolu Agency (AA) mengatakan bahwa Dr Mahathir, Erdogan dan Khan mengadakan pertemuan trilateral di sela-sela Majelis Umum PBB (UNGA) yang sedang berlangsung di New York.
Perdana menteri dalam pidatonya menyerukan langkah-langkah efektif untuk melawan ujaran kebencian dan Islamofobia serta menekankan pada pentingnya mengatasi penyebab dan konsekuensi dari fenomena ini.
- Baca juga: Erdogan protes hak veto: “Nasib manusia tak bisa ditentukan oleh lima negara”
- Baca juga: Erdogan: Dunia begitu cepat melupakan balita Aylan Kurdi
- Baca juga: Erdogan angkat peta Palestina di Majelis Umum PBB, pertanyakan apa gunanya PBB
- Baca juga: Turki kecam pernyataan Netanyahu tentang Erdogan
- Baca juga: Erdogan: Tidak ada ancaman yang dapat cegah kami lindungi Palestina
- Baca juga: Erdogan di Majelis Umum PBB : PBB tidak becus!
Tentang meningkatnya insiden diskriminasi dan kekerasan berdasarkan agama dan kepercayaan, Perdana Menteri Imran menjelaskan bahwa agama tidak ada hubungannya dengan terorisme.
Perdana menteri menunjukkan bahwa marginalisasi komunitas mana pun dapat mengarah pada radikalisasi.
[adinserter name=”Block 1″]
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dalam sambutannya, mengatakan Muslim adalah komunitas yang paling rentan menjadi korban ujaran kebencian di seluruh dunia. Erdogan juga menyebut ujaran kebencian sebagai salah satu kejahatan terburuk terhadap kemanusiaan.
Pada Juni tahun ini, dunia dikejutkan dengan penembakan massal yang terjadi di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, di mana 50 orang ditembak mati oleh seorang pria.
[Gulf News/Malay Mail]