Tuesday, April 30, 2024
SejarahTokoh

Legenda tinju Muhammad Ali: Erbakan pemimpin kulit putih pertama yang memelukku

TURKINESIA.NET – TOKOH. Pada tahun 1976, almarhum petinju Muhammad Ali mengunjungi kota Istanbul Turki. Di bandara Ataturk, kunjungan tersebut disambut oleh Almarhum Profesor Necmettin Erbakan yang dikenal sebagai Bapak Islamis Turki. Saat itu Erbakan menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri. Mereka kemudian bersama-sama melaksanakan shalat Jumat di Masjid Sultan Ahmet yang bersejarah serta mengunjungi Hagia Sophia. Di halaman Hagia Sophia, Ali disambut oleh ribuan penggemar yang berbaris di jalanan Istanbul. Dihadapan ribuan penggemarnya, Ali hari itu memuji Erbakan dengan mengatakan, “Belum pernah ada pemimpin kulit putih yang memelukku sebelumnya,” membuat Erbakan menjadi politisi kulit putih pertama yang memeluk Ali.

Dalam kunjungan itu, Ali juga mengumumkan dirinya pensiun dari arena ring tinju untuk fokus syiar agama Islam. Namun Ali tidak bisa melepaskan dunia tinju begitu saja hingga akhirnya ia masih mengikuti pertandingan beberapa tahun sesudahnya.

Meskipun kunjungan Ali ke Istanbul begitu singkat, hanya 24 jam, namun begitu membekas bagi dirinya. Dia sering mengenang peristiwa tersebut.

Adapun Erbakan, pada tahun 1979, dikaruniai seorang anak laki-laki. Karena rasa kagumnya pada Muhammad Ali, anak tersebut kemudian diberi nama “Muhammad Ali Al-Fatih”. Muhammad Ali merujuk pada nama sahabatnya, sang petinju legendaris. Adapun Al-Fatih merujuk pada nama Sultan Muhammad Al-Fatih, sang penakluk kota Konstantinopel yang kini bernama Istanbul.

Seorang akademisi Islam yang meminta tidak disebutkan nama mengatakan kepada media Al-Monitor: “Kami semua tumbuh menyaksikan Muhammad Ali di layar hitam putih di awal tahun 70-an. Karena perbedaan waktu antara Turki dan Amerika Serikat, kami harus bangun sekitar pukul 3 dinihari. Di lingkungan saya, kami adalah satu-satunya keluarga yang memiliki televisi. Ayah saya tidak menyukai olahraga, apalagi tinju, karena dia adalah seorang imam. Tapi dia mencintai Ali. Kami akan mengundang banyak tetangga agar bisa masuk ke ruang tamu kami dan menaikkan tinggi televisi di atas meja. Semua orang akan berdoa dengan tenang untuk Ali. Kemudian sebelum teh disajikan, ia akan menjatuhkan lawannya dengan TKO yang menakjubkan. Kita semua akan bersorak, memuji Tuhan untuk saat sukacita ini. Ketika Erbakan dan kelompok Islam lainnya bertemu dengannya, dan dia memeluk Erbakan, saya tahu kami akan mengatasi kesulitan kami. Itulah hari-hari ketika kaum Islamis adalah orang-orang Turki hitam gelap, dikucilkan dan diremehkan. Tinju Muhammad Ali dan pelukannya terhadap Islam memberi kita harapan dan kebanggaan.”

Muhammad Ali meninggal dunia pada 3 Juni 2016 dalam usia 74 tahun di sebuah rumah sakit Arizona, Amerika, karena menderita gangguan pernapasan, sebuah kondisi komplikasi yang disebabkan oleh penyakit Parkinson yang dideritanya sejak tahun 1984.

Ketika berita meninggalnya Muhammad Ali menjadi headline utama di media-media Turki, ada fenomena menarik di media sosial. Sekularis, ultranasionalis dan tentu saja kelompok Islam di semua bagian media menyampaikan rasa duka cita mereka. Eksisozluk, sebuah jaringan informasi publik yang populer telah memiliki 28 halaman entri di bawah nama Ali, menambahkan 35 halaman lainnya dalam waktu empat hari setelah kematiannya.

Presiden Erdogan Menelpon istri Muhammad Ali untuk mengucapkan belasungkawa. Presiden Erdogan mengatakan bahwa Muhammad Ali telah mendapat tempat yang luar biasa di mata umat Islam  terutama bangsa Turki. Beliau juga memuji perjuangan Ali melawan rasisme di Amerika dan sikapnya menentang perang Vietnam.

Presiden Erdogan menghadiri pemakaman Muhammad Ali

“Muhammad Ali bukan hanya seorang atlet juara atau legenda petinju. Dia juga seorang pejuang kemerdekaan yang memberikan pukulannya untuk semua orang yang tertindas di dunia,” ujar Erdogan menurut kantor berita Anadolu. “Setiap pukulan Muhammad Ali, setiap kata-katanya dan setiap kemenangannya memberi harapan serta kekuatan untuk miliaran orang yang tertindas dari Asia hingga Afrika,” sambungnya di Bandara Ankara pada Rabu (8/6) sebelum bertolak ke Amerika Serikat.

Sumber: Al Monitor

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d