ANKARA. Presiden Turki mengatakan operasi lintas perbatasan ke Idlib, barat laut Suriah, hanyalah “masalah waktu”.
“Seperti operasi militer sebelumnya, kami akan datang tiba-tiba pada suatu malam. Dengan kata lain, operasi Idlib hanya soal waktu,” ujar Recep Tayyip Erdogan merujuk pada tiga operasi Turki di Suriah Utara.
Pertemuan dengan para pejabat Rusia untuk mengakhiri konflik di Idlib gagal membuahkan hasil.
“Meskipun pertemuan akan berlanjut, kenyataannya masih sangat jauh dari apa yang kami inginkan,” kata dia lagi.
Sejauh ini, Turki sudah melakukan segala persiapan untuk meluncurkan operasi militernya di Idlib.
Erdogan bertekad menjadikan Idlib sebagai tempat yang aman dengan cara apa pun demi keselamatan warga sipil dan Turki.
Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat mengubah Provinsi Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi dilarang.
Namun, sejak itu, lebih dari 1.800 warga sipil tewas akibat serangan-serangan rezim Bashar al-Assad dan pasukan Rusia.
Sejak 2016, Turki telah meluncurkan tiga operasi antiteror ke Suriah Utara, yakni Operasi Perisai Eufrat (2016), Operasi Ranting Zaitun (2018), dan Operasi Mata Air Perdamaian (2019).
Sumber:Â Anadolu Agency Indonesia