Tuesday, May 21, 2024
Timur Tengah

Erdogan: Turki akan pertahankan pos militer di Idlib, Suriah

Memahami hubungan Turki dengan Israel

TURKINESIA.NET – ANKARA. Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan Turki akan mempertahankan pos pengawasan militernya di Idlib, Suriah, bersama dengan benteng-benteng yang diperlukan, menyusul serangan rezim Bashar al-Assad di wilayah itu.

“Serangan mematikan itu merupakan pelanggaran yang sangat jelas terhadap perjanjian Idlib dan akan memiliki konsekuensi bagi rezim Assad,” kata Erdogan kepada wartawan dalam perjalanan pulang ke Turki dari Ukraina, Selasa.

Namun, dia juga mengatakan setelah serangan itu, tidak ada kebutuhan untuk konflik atau kontradiksi dengan Rusia dan ada inisiatif strategis serius yang sedang dirancnag.

Erdogan mengatakan operasi anti-teroris Turki di Suriah utara tidak akan berhenti dan akan terus berlanjut dengan tekad yang kuat.

“Tidaklah cukup untuk menghargai Turki, kami ingin masyarakat internasional mengemban tanggung jawab dan kami ingin melihat langkah nyata,” ujar dia.

Presiden mengatakan bahwa pembantaian sipil baru dan eksodus migran di Idlib tidak bisa dibiarkan, oleh karena itu Menteri Luar Negeri Turki dan Rusia telah mengadakan pembicaraan pada Selasa.

Erdogan menekankan kota itu tidak akan mampu menyediakan tempat berlindung yang memadai dalam cuaca dingin, sehingga perlu membangun tempat berlindung dari bata yang dianggap lebih tahan lama bagi para pengungsi.

Dia menegaskan bahwa komunitas internasional belum memenuhi janji mereka ke Turki yang dibuat sejak 2014 tentang dana untuk para pengungsi.

Uni Eropa menjanjikan bantuan sebesar EUR6 miliar (Rp.90,8 triliun) untuk meningkatkan kondisi kehidupan pengungsi Suriah di Turki, tetapi hanya EUR2,22 miliar (Rp33,3 triliun) yang sudah dicairkan.

Erdogan mengatakan dia telah menyampaikan masalah ini kepada para pejabat Uni Eropa, tetapi tidak terlalu berharap dengan hasilnya setelah melihat reaksi mereka.

Pada Senin, rezim Bashar al-Assad melancarkan serangan di Idlib, yang menewaskan tujuh tentara Turki dan seorang kontraktor sipil yang bekerja dengan militer.

Setelah serangan mematikan itu, Turki menyerang lebih dari 50 sasaran sebagai pembalasan dan menewaskan 76 tentara Suriah.

Terletak di barat laut Suriah, provinsi Idlib menjadi markas kubu oposisi dan kelompok bersenjata anti-pemerintah sejak pecahnya perang sipil pada 201.

Saat ini wilayah itu dihuni sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi dari seluruh penjuru negeri yang kehilangan tempat tinggal mereka beberapa tahun terakhir akibat serangan pasukan rezim.

Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.

Tetapi, rezim dan pasukan Rusia di zona itu terus melanggar gencatan senjata dan menyebabkan lebih dari 1.300 warga sipil tewas.

Sumber: Anadolu Agency Indonesia

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
error: Content is protected !!
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d