TURKINESIA.NET – ISTANBUL. Presiden Recep Tayyip Erdoğan meresmikan Masjid Agung Çamlıca, masjid terbesar di Turki, pada hari Jumat [03/05].

Ribuan jamaah turut hadir di masjid yang dapat menampung hingga 63.000 orang.

Ali Erbaş, Kepala Otoritas Keagamaan Turki memimpin shalat dan menyampaikan khotbah pada kesempatan itu. Sejumlah besar tamu asing yang kemudian dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan dengan Erdogan termasuk di antara para hadirin.

Saat menyampaikan pidato peresmian, Erdogan menggunakan kesempatan itu untuk mengutuk serangan terhadap institusi keagamaan di seluruh dunia, menggarisbawahi bahwa serangan terhadap tempat-tempat ibadah berasal dari “sumber gelap” yang sama.

“Serangan atas nama agama di tempat-tempat ibadah atau warga sipil tak bersalah merupakan terorisme, bukan jihad,” kata Erdogan. Erdogan mendesak semua orang untuk menolak mentalitas brutal dan primitif yang mengubah rumah ibadah menjadi tempat “pertumpahan darah”.

[adinserter block=”1″]

“Mereka yang menyerang masjid atau mereka yang menargetkan gereja memiliki mentalitas gelap yang sama, mereka semua adalah musuh kemanusiaan yang sama,” katanya.

Masjid awalnya dibuka untuk salat pada bulan Maret, bertepatan dengan malam suci umat Islam yang dikenal di Turki sebagai “Laylat al-Ragha’ip”, enam tahun setelah fondasinya diletakkan, namun saat itu masjid masih masih menjalani konstruksi.

Sebagai penerus masjid-masjid agung era Ottoman yang menghiasi Istanbul seperti Masjid Biru dan Süleymaniye yang terkenal, Masjid Grand Çamlıca menawarkan pemandangan masjid-masjid besar lainnya dengan lokasinya yang berada di bukit Camlica di Istanbul sisi Asia. Masjid ini menggabungkan arsitektur lama dan baru meskipun eksteriornya dirancang dalam tradisi masjid-masjid tua di Turki. Jejak gaya dekorasi dan bangunan dari era Ottoman dan arsitektur Seljuk pra-Ottoman menghiasi interior dan eksterior masjid.

[adinserter block=”1″]

Delegasi dari beberapa negara bergabung dengan Presiden Erdogan untuk sesi peresmian masjid. Di antara pejabat tinggi yang menghadiri upacara itu adalah Presiden Albania Ilir Meta, Presiden Guinea Alpha Conde dan Presiden Senegal Macky Sall. Cendekiawan Muslim dan tokoh agama dari Kazakhstan, Uzbekistan, Irak, Azerbaijan, Iran, Yunani, Montenegro, Palestina dan Qatar. [Daily Sabah]