Saturday, April 27, 2024
Afrika

Erdogan: Jika pemerintah sah Libya jatuh, Eropa akan hadapi ancaman baru

TURKINESIA.NET – ANKARA. Dengan resolusi damai atas krisis Libya yang ada dalam agenda untuk kedua kalinya minggu ini, Presiden Recep Tayyip Erdogan pada hari Sabtu mengatakan bahwa Turki adalah kunci perdamaian di Libya. Ia juga memperingatkan Eropa tentang ancaman eskalasi konflik.

Pernyataan Erdogan disampaikan dalam sebuah artikel yang ditulisnya untuk situs web Politico yang berbasis di AS berjudul “Jalan menuju perdamaian di Libya melewati Turki.” menjelang konferensi Berlin hari Minggu mengenai Libya.

“Ini akan menjadi kesalahan proporsi bersejarah untuk meninggalkan Libya dengan belas kasihan seorang panglima perang,” kata Erdogan, merujuk pada pemimpin pasukan Libya timur, Jenderal pemberontak Khalifa Haftar.

Erdogan memperingatkan Eropa bahwa mereka dapat menghadapi ancaman baru jika gagal mendukung pemerintah Libya yang diakui PBB, yaitu Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA).

“Potensi kegagalan Uni Eropa untuk secara memadai mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya akan menjadi pengkhianatan terhadap nilai-nilai intinya sendiri, termasuk demokrasi dan hak asasi manusia,” kata Erdogan.

“Selain itu, Eropa akan menghadapi serangkaian masalah dan ancaman baru jika pemerintah sah Libya jatuh,” tambahnya. Erdogan melanjutkan dengan mengatakan bahwa: “Pilihan yang jelas bagi Eropa adalah bekerja dengan Turki” karena tidak banyak yang tertarik dalam memberikan dukungan militer ke Libya.

Turki akan melatih pasukan keamanan Libya dan membantu mereka memerangi terorisme, perdagangan manusia dan ancaman serius lainnya terhadap keamanan global, tambahnya.

Jika pemerintah sah Libya jatuh, Erdogan mengatakan kelompok-kelompok teroris seperti Daesh dan Al-Qaeda “akan menemukan tanah subur untuk bangkit kembali.”

Pada 12 Januari, pihak yang bertikai dari konflik Libya mengumumkan gencatan senjata sebagai tanggapan atas seruan bersama oleh para pemimpin Turki dan Rusia, meskipun pembicaraan lebih lanjut pada hari Senin tidak berhasil setelah panglima perang Libya Khalifa Haftar meninggalkan Moskow tanpa menandatangani kesepakatan.

Jerman akan menjadi tuan rumah konferensi perdamaian besar Libya yang akan mencari komitmen yang lebih kuat dari para aktor regional untuk gencatan senjata di negara yang dilanda perang itu demi membuka jalan bagi solusi politik.

“Konferensi perdamaian di Berlin adalah langkah yang sangat signifikan menuju tujuan itu,” ujar Erdogan, menekankan Uni Eropa perlu menunjukkan kepada dunia bahwa mereka adalah aktor yang relevan di arena internasional.

Kanselir Angela Merkel mengundang para pemimpin Turki, Rusia, AS, China, Prancis, Inggris serta aktor-aktor regional lainnya ke konferensi satu hari di Berlin pada Minggu.

Konferensi ini digelar di tengah rapuhnya gencatan senjata antara pemerintah Libya yang diakui dunia internasional dan pasukan pemberontak pimpinan panglima Khalifa Haftar.

Pemerintah Jerman menggarisbawahi bahwa pertemuan satu kali ini tidak dapat mengakhiri konflik.

Sejak penggulingan penguasa Muammar Khaddafi pada 2011, dua kursi kekuasaan telah muncul di Libya: satu di Libya timur yang didukung oleh Mesir dan Uni Emirat Arab, dan lainnya di Tripoli, yang mendapatkan pengakuan PBB dan dunia internasional.

Sumber: Daily Sabah

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Indra
Indra
3 years ago

Yg terbaik adalah membagi dua negara . Toh wilayah Libya sangat luas.

error: Content is protected !!
1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
%d